Sunday, 7 February 2016

Kampung naga Tasikmaya

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
            Kampung Naga merupakan suatu perkampungan yang dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah adat Sunda. Seperti permukiman Badui, Kampung Naga menjadi objek kajian antropologi mengenai kehidupan masyarakat pedesaan Sunda pada masa peralihan dari pengaruh Hindu menuju pengaruh Islam di Jawa Barat. Kampung Naga juga merupakan salah satu dari kampung yang masih memegang tradisi dan adat istiadat leluhur, namun bisa hidup berdampingan dengan kehidupan masyarakat lain yang lebih modern. Kampung Naga memang memiliki keunikan tersendiri. Melihat dari dekat kehidupan sederhana dan bersahaja yang masih tetap lestari di tengah peradaban modern.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.)        Bagaimana sejarah dan perkembangan kampung   Naga ?
2.)                Siapa tokoh-tokoh pendiri kampung Naga ?
3.)                Bagaimana mata pencaharian penduduk kampung Naga ?
4.)                Bagaimana keadaan penduduk kampung Naga ?
5.)                Bagaimana status sosial penduduk kampung Naga ?
6.)                Bagaimana letak geografis kampung Naga ?
7.)                Bagaimana perubahan sosial penduduk kampung Naga ?
C.    Tujuan penelitian.
1.)                Untuk mencari informasi sebanyak-banyak nya tentang kampung Naga.
2.)                Untuk mengetahui lebih dalam seperti apa kampung Naga tersebut.
3.)                Untuk menambah ilmu pengetahuan ,tidak hanya dari indoor saja,tetapi kami dapat melihat nya secara langsung dari outdoor juga bagaimana kampung Naga tersebut.
D.    Metode penelitian.
Kami meneliti kampung Naga menggunakan metode penelitian dari melihat nya secara langsung dan sebagian dari internet karena informasi yang kami terima kurang lengkap.


1
 
 
BAB II
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    ASAL-USUL NAMA KAMPUNG NAGA
Kampung Naga terletak di Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya. Dinamai kampung Naga, karena jalannya yang berbelok-belok seperti ular dan terletak disisi-sisi gawir/masyarakat menyebutnya dengan kata “Nagawir (dina gawir)” jadi disebutlah dengan kata “kampung Naga”
B.     SEJARAH PERKEMBANGAN KAMPUNG NAGA
a.)    Sejarah Kampung Naga
      Kampung Naga merupakan sebuah kampungadat yang masih lestari. Masyarakatnya masih memegang adat tradisi nenek moyang mereka. Mereka menolak intervensi dari pihak luar jika hal itu mencampuri dan merusak kelestarian kampong tersebut. Namun, asal mula kampong ini sendiri tidak memiliki titik terang. Tak ada kejelasan sejarah, kapan dan siapa pendiri serta apa yang melatar belakangi terbentuknya kampong dengan budaya yang masih kuat ini. Warga kampung Naga sendiri menyebut sejarah kampungnya dengan istilah "Pareum Obor". Pareum jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, yaitu mati, gelap. Dan obor itu sendiri berarti penerangan, cahaya, lampu. Jika di terjemahkan secara singkat yaitu, Matinya penerangan. Hal ini berkaitan dengan sejarah kampong Naga itu sendiri. Mereka tidak mengetahui asal usul kampungnya. Masyarakat kampong naga menceritakan bahwa hal ini disebabkan oleh terbakarnya arsip/ sejarah mereka pada saat pembakaran kampong naga oleh Organisasi DI/TII Kartosoewiryo. Pada saat itu, DI/TII menginginkan terciptanya negara Islam di Indonesia. Kampung Naga yang saat itu lebih mendukung Soekarno dan kurang simpatik dengan niat Organisasi tersebut. Oleh karena itu, DI/TII yang tidak mendapatkan simpati warga Kampung Naga membumi hanguskan perkampungan tersebut pada tahun 1956.

2
 
Ada pun beberapa versi sejarah yang diceritakan oleh beberapa sumberdiantaranya, pada masa kewalian Syeh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, seorang abdinya yang bernama Singaparana ditugasi untuk menyebarkan agama Islam kesebelah Barat. Kemudian ia sampai ke daerah Neglasari yang sekarang menjadi Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Di tempat tersebut, Singaparana oleh masyarakat Kampung Naga disebut Sembah Dalem Singaparana. Suatu hari ia mendapat ilapat atau petunjuk harus bersemedi. Dalam persemediannya Singaparana mendapat petunjuk, bahwa ia harus mendiami satu tempat yang sekarang disebut Kampung Naga. Namun masyarakat kampung Naga sendiri tidak meyakini kebenaran versi sejarah tersebut, sebab karena adanya "pareumeun obor" tadi.
Dalam perkembangan sejarah kampung Naga dari masa ke masa banyak perkembangan yang mempengaruhi perubahan kampung Naga,misal nya dalam segi pakaian, komunikasi, pendidikan, transportasi, dan lain-lain. Akan tetapi penduduk kampung Naga masih memegang teguh tradisi kepercayaan adat istiadat nya dari nenek moyangnya yaitu simbah singaparana secara turun temurun.
                                (Sejarah Perkembangan Kampung Naga)

C.    TOKOH PENDIRI KAMPUNG NAGA
            Didalam kampung Naga,terdapat 2 lembaga serta tokoh-tokoh pendiri kampung Naga yaitu :
1.) Lembaga adat ( pemangku adat )
a.)                Kuncen dijabat  oleh bpk.Ade Suherlin tugas nya memimpin upacara adat (melaksanakan ziarah kubur ke para leluhur kampung Naga )
b.)                Punduh dijabat oleh bpk.Maun tugasnya mengurus laku meres gawe ( mengayomi masyarakat )
c.)                Lebe dijabat oleh alm. bpk.Ateng  tugasnya mengurus jenazah dan doa-doa
2.) lembaga pemerintahan
a.)                RT dijabat oleh bpk.Uron
b.)                RK (Rukun Keluarga ) dijabat oleh bpk.Munim
c.)                KADUS ( kepala dusun ) dijabat oleh bpk.Suharyo
d.)               KADES (kepala desa ) dijabat oleh bpk.Sobirin
(Tokoh Pendiri Kampung Naga)

D.    KEADAAN PENDUDUK KAMPUNG NAGA
1)      DARI SEGI FAKTOR PENDIDIKAN.
      Kalau dilihat dari faktor pendidikan,masyarakat kampung Naga tidak jadi masalah,untuk tidak sekolah/sekolah diluar area kampung Naga,namun yang menjadi masalah adalah tidak boleh melanggar adat istiadat yang sudah ada.
2)      MATA PENCAHARIAN DAN PEREKONOMIAN
      Masyarakat kampung Naga dalam mata pencaharian mempunyai mata pencaharian pokok yaitu bertani,akan tetapi penduduk kampung Naga memiliki mata pencaharian sampingan diantaranya berdagang, berkebun, membuat kerajinan tangan, dan berternak, namun ada juga penduduk kampung Naga yang bekerja di luar, tetapi setelah mereka pulang dari pekerjaannya, mereka tidak boleh membawa budaya yang baru dari luar.

(Mata Pencaharian Penduduk Kampung Naga)

3)      STATUS SOSIAL MASYARAKAT KAMPUNG NAGA
      Pada hakikatnya status sosial dalam masyarakat kampong Naga adalah mereka saling gotong royong dan rukun antara masyarakat 1 dengan masyarakat yang lainnya
E.     LETAK GEOGRAFIS KAMPUNG NAGA
            Kampung Naga secara administrati berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Lokasi Kampung Naga tidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan kota Garut dengan kota Tasikmalaya. Kampung ini berada di lembah yang subur, dengan batas wilayah, di sebelah barat Kampung Naga dibatasi oleh hutan keramat karena di hutan tersebut terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga. Di sebelah selatan dibatasi oleh sawah-sawah penduduk, dan di sebelah utara dan timur dibatasi oleh sungai Ciwulan yang bermata air dari Gunung Cikuray.
F.     PERUBAHAN SOSIAL PENDUDUK KAMPUNG NAGA
Perubahan sosial masyarakat kampung naga dapat dilihat dari mulai masuknya alat komunikasi atau teknologi seperti hp,dan tv tetapi tv di kampung Naga masih menggunakan aki dan tidak berwarna (hitam putih )
            Alasan mengapa di kampung Naga menolak memakai listrik, karena dikhawatirkannya terjadi kesenjangan sosial, dimana antara yang mampu dan yang tidak mampu tidak rukun kembali dan dikhawatir kan jika yang tidak mampu meminta pertolongan kepada yang mampu takut-takut mereka jadi minder untuk meminta pertolongannya.
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Kampung Naga merupakan perkampungan tradisional dengan luas areal kurang lebih 1,5 ha. Kampung Naga secara administratif berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat. Kampung ini berada di lembah yang subur, dengan batas wilayah, di sebelah Barat Kampung Naga dibatasi oleh hutan keramat karena di dalam hutan tersebut terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga. Di sebelah selatan dibatasi oleh sawah-sawah penduduk, dan disebelah utara dan timur dibatasi oleh sungai Ciwulan.
          Di luar itu semua, Kampung Naga pasti akan menyuguhkan nuansa lain dari Wisata Budaya manapun. keberadaan kampung Naga ibarat oase pada jaman yang semakin memiskinkan nilai-nilai. Kampung Naga sampai saat ini merupakan benteng bagi nilai-nilai tradisi dan kearifan budaya masyarakatnya.
          Arus modernisasi tidak bisa dihindari, cepat atau lambat pasti mempunyai pengaruh dan menimbulkan berbagai perubahan kehidupan sosial, tidak terkecuali di pelosok desa terpencil sekalipun dan kampung naga juga yang dulunya tidak pernah tersentuh arus modernisasi sekarang sudah terlihat adanya arus modernisasi mulai tumbuh di berbagai bidang di kehidupan masyarakat kampung naga yaitu bidang mata pencaharian, bidang pendidikan, bidang teknologi, bidang kesenian, bidang bahasa, dan bidang perilaku, pakaian dan alat keseharian. Bahkan yang paling menonjol adalah Saat ini,kehidupan masyarakat Kampung Naga sudah sangat dekat dengan kehidupan moderen. Buktinya, ketika memasuki kawasan Kampung Naga, kita bisa melihat beberapa antene TV menjulang tinggi. Beberapa rumah sudah memiliki TV, dan radio serta telepon genggam.

B.     SARAN-SARAN
6
 
Kita harus banyak belajar lewat kesederhanaan, kebersahajaan dan solidaritas sosial warga Kampung Naga. Di tengah-tengah kehidupan yang sangat hedonis, memudarnya apresiasi terhadap nilai-nilai tradisi sosial yang semakin menggejala, dan persaingan hidup yang kadang melunturkan nilai kemanusiaan kita. Begitu banyak hal yang bisa diambil dari kehidupan masyarakat kampung Naga. Mulai dari hubungan kemasyarakatan, interaksi dengan alam, hingga pegangan bijak dari adat Naga. Semua itu tercermin dari budi yang luhur sebuah masyarakat sunda yang masih memegang teguh budayanya. Kita sudah sepatutnya mensyukuri keaneka ragaman budaya yang ada di nusantara. Selayaknya kita menghargai dan menjaga apa yang menjadi pegangan adat masyarakat kampung Naga. Kampung Naga dapat di jadikan aset wisata di Jawa Barat yang berhubungan dengan Budaya. Adat istiadat kampung Naga harus dihargai pemerintah, agar dipandang oleh dunia, karena jarang kampung-kampung di Indonesia yang masih menjaga keutuhan dari budaya yang di turunkan oleh leluhurnya.

DAFTAR PUSTAKA
Mutakin. Awan, dkk . Dinamika Masyarakat Indonesia.
Hermawan, Ruswandi dkk. (2006). Perkembangan Masyarakat Budaya. Bandung. PT Rineka Cipta
© http://wisatadanbudaya.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Lebih banyak lagi tentang makalah dan tugas sekolah untuk SMA, SMK, MAN, SMP, MTs
silahkan menuju gudang makalah
klik >>> disini