Monday, 8 February 2016

SEJARAH TEKNOLOGI PENERBANGAN (dari IKARUS sampai HABIBIE)

Tulisan ini sebenarnya review dari makalah Sejarah Ipteks saya (sebagai mahasiswa Pend. Sejarah/FIS UM) yang awalnya berjudul:

"SEJARAH TEKNOLOGI PENERBANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN PENERBANGAN DI INDONESIA".

So, murni hasil keringat pribadi dan bukan copy paste! meski dulu bikinnya nyolong2 dikit dari Google...hehe.....

Kembali ke teknologi penerbangan... Ketika kita berbicara mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), tentu semua sepakat jika teknologi penerbangan dikatakan sebagai salah satu penemuan penting dalam sejarah umat manusia. Ya ga'?

Sampai saat ini, teknologi penerbangan terus berkembang, baik yang ditujukan untuk kepentingan komersil, militer, maupun politik dan sains. Sehingga tidak salah jika kita kemudian menempatkan teknologi penerbangan sebagai salah satu teknologi yang patut diperhatikan perkembangannya.

Terbukti, pesawat terbang yang notabene buah teknologi penerbangan, telah menjadi sarana transportasi yang sangat penting sampai saat ini. Pesawat terbang masih dianggap sebagai sarana transportasi yang paling tepat dan cepat untuk bepergian dari suatu tempat ke tempat lain yang relatif jauh, apalagi jika tidak memungkinkan untuk menggunakan jalur darat, terpisah oleh laut atau pegunungan. (kayak negeri kita Indonesia ini misalnya). 

Bayangkan, tanpa pesawat, butuh waktu berhari-hari dan bahkan berbulan-bulan untuk melakukan perjalanan yang relatif jauh dari pulau ke pulau. Apalagi yang misal istrinya di Aceh taoi kerjaannya di Papua...waduuh... Jika untuk bepergian jauh kita harus bergantung pada moda transportasi darat dan laut saja, yang tentu akan menyita waktu dan tenaga. Dengan ditemukannya pesawat terbang, efisiensi dan efektivitas waktu dapat dicapai, tanpa harus memakan waktu yang selama itu.

Mengingat begitu besarnya sumbangsih Pesawat Terbang sebagai teknologi penerbangan, dan memiliki nilai penting bagi sejarah perkembangan umat manusia. Maka sangat disayangkan jika kita sebagai generasi muda tidak tahu (alias buta) dan tidak memahami bagaimana penerbangan itu berkembang, bagaimana sejarahnya, dan bagaimana implikasinya terhadap perkembangan suatu bangsa, dalam hal ini Bangsa Indonesia.

Hal itulah yang lantas melatarbelakangi penulis untuk mengangkat tema tersebut dalam makalah (dan bertelur lagi ke blog ini). Melalui tulisan ini penulis bermaksud mengajak semua pihak untuk kembali menengok sejarah penerbangan yang ada di dunia ini, dan bagaimana keadaannya sekarang serta implikasinya terhadap dunia penerbangan di tanah air.

Perjalanan Industri penerbangan di tanah air pun tidak bisa dikatakan buruk, terutama bila kita telah mempelajari sejarah kedirgantaraan yang sempat mengalami keemasan pada masanya, dan Indonesia memiliki putra bangsa yang memiliki sumbangsih besar dalam dunia penerbangan tanah air, yaa, B.J. Habibie. (yang akhir2 ini (2013) kembali populer berkat film drama sejarah tentang beliau).

GAGASAN MANUSIA UNTUK BISA TERBANG 

Manusia merupakan makhluk yang memiliki akal budi sehingga selalu berfikir untuk kemajuannya. Mereka agaknya tidak mau secara pasif menerima keadaan. Bahkan, ketika mereka melihat anatomi dirinya yang tidak memungkinkan untuk terbang, manusia masih juga melakukan percobaan untuk terbang seperti burung yang dilihatnya.

Terdorong oleh keinginan yang sangat besar untuk bisa terbang itulah, maka Ikarus, menurut hikayat Yunani, terbanting ke laut sekitar 4000 tahun yang lalu. Pada saat itu ia berhasil terbang menggunakan sayap tiruan yang direkatkan dengan lilin, namun lumer karena terik matahari sehingga ia terjatuh ke laut.


Banyak manusia zaman dahulu yang bercita-cita untuk bisa terbang, tetapi gagal. Mereka mencoba terbang dengan membuat sayap tiruan, kemudian meluncur dari atas tebing atau menara.  Pada umumnya mereka jatuh lurus ke bawah seperti batu, dengan konsekuensi luka-luka, atau bahkan kematian.

Alasan utama dibalik kegagalan mereka pada umumnya adalah karena tidak memahami cara burung terbang. Mereka menganggap, burung bisa terbang dengan cara mengepakkan sayap ke bawah dan belakang, sedangkan kemampuan meninggalkan bumi disebabkan tubuhnya yang ringan. Gagasan ini didasarkan pada teori Aristoteles, yang terus dipakai sampai abad ke-19. 

GAGASAN KONSTRUKSI MESIN TERBANG 

Sementara itu, gagasan mengenai kontruksi mesin terbang sudah dikemukakan sejak abad ke-13, oleh seorang biarawan Inggris, Roger Bacon, yang mengutarakan kemungkinan membuat “mesin untuk terbang” dengan sayap tiruan yang “bergerak memukul udara”. Pada abad ke-15, Leonardo da Vinci, seniman yang juga ilmuan berkebangsaan Italia merancang kontruksi sejumlah mesin terbang. Ia juga merancang kontruksi mesin-mesin layang. Meskipun pada waktu itu mesin terbang hanyalah masih sebatas teori atau gagasan, namun setidaknya hal ini menjadi gambaran bahwa pada waktu manusia sudah mulai menggusahakan untuk bisa terbang seperti halnya burung. 

BALON UDARA PANAS DAN BALON GAS 

Pada tahun 1709 Bartolomeu de Gusmao, seorang rohaniawan berkebangsaan Brazil, memperagakan balon udara panas yang pertama, yang diterbangkan di Portugal. Balon kecilnya tersebut terbuat dari kertas tebal, sedangkan udara panas berasal dari nyala api dalam mangkuk tembikar.

Penemuan Bartolomeu de Gusmao tersebut kemudian disempurnakan oleh Joseph Michel dan Jacques Elienne Montgolfier, yang kemudian memperagakan balon pertama mereka di Prancis, tanggal 25 April 1783. Montgolfier bersaudara mendasarkan percobaannya pada teori bahwa benda akan terapung apabila berat jenisnya lebih kecil daripada berat jenis zat cair. Untuk bisa naik ke udara, harus dibuat benda yang volumenya besar dan beratnya sangat kecil agar berat jenisnya lebih kecil dari udara.

Penerbangan pertama dengan balon berawak yang tidak ditambatkan dilakukan pada tanggal 21 November 1783. Kemudian beberapa tahun kemudian kehadiran balon udara panas digantikan perannya oleh balon gas. Sedangkan balon udara panas berkembang menjadi lebih modern yaitu dengan membawa serta apinya sendiri dalam wujud nyala yang dikobarkan dari tabung gas. Dengan demikian, jarak yang ditempuh lebih jauh daripada sebelumnya.

Pada tahun 1783, juga diciptakan balon gas hidrogen atau gas lampu oleh profesor Jacques Charles. Setelah tahun 1852 balon gass mulai dilengkapi dengan mesin dan baling-baling. Dengan demikian muncullah kapal-kapal udara pertama yang digerakkan oleh tenaga uap atau listrik. Munculnya mesin dengan bahan bakar besin pada tahun 1888 menyebabkan terjadi perkembangan pesat di bidang konstruksi kapal udara dari akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20, termasuk Zeppelin, yang berbahan bakar hidrogen yang diisikan dalam kantong-kantong alumunium yang kaku.

 
PESAWAT TERBANG MASA PERINTIS 

Orang yang paling dahulu mengetahui cara mengapung di udara tanpa sayap yang mengibas adalah Sir George Cayley, seorang sarjana Inggris. Pada tahun 1804 ia membangun sebuah model peluncur dan berhasil menerbangkannya. Itulah pesawat terbang pertama dengan sayap tetap. Pada tahun 1849 Cayley membangun peluncur sayap tiga yang berhasil terbang beberapa meter jauhnya dengan membawa seorang anak. Pemikiran Sir George Cayley ini diilhami oleh cara burung camar laut terbang. Burung camar laut melayang di udara tanpa menggepakkan sayapnya. Ia cukup membelokkan ekornya dan memanfaatkan angin yang mengalir. Dari sinilah Cayley berfikir bagaimana caranya agar bisa membuat mesin yang mampu mengangkat orang dengan cara yang sama dengan burung camar laut. Buah pikiran Cayley ini yang kemudian menjadi dasar pembuatan konstruksi pesawat terbang modern di kemudian hari.


Gambar 3: Pesawat buatan Cayley, Pesawat Terbang Pertama dengan Sayap Tetap

Orang yang pertama kali memungut ide Cayley adalah Otto Lilienthal, warga negara Jerman. Ia membuat Glider yang pertama. Glider tersebut dibuat dari rangka kayu yang disaput dengan kain.Antara tahun 1891 dan 1896 dia sudah membuat sekitar 18 glider yang semuanya bersayap lengkung seperti sayap burung. Meskipun demikian, ia tidak sepenuhnya berhasil menguasai gerak pesawat-pesawatnya. Pada akhir tahun 1896 ia ambruk saat mencoba terbang dan meninggal dunia.

Sementara itu, pesawat bermesin pertama yang bisa tinggal landas adalah Eole. Pesawat yang mirip kelelawar ciptaan Clement Ader tersebut digerakkan dengan mesin uap. Pada tahun 1890  pesawat itu berhasil membubung sejauh 50 meter. Tetapi, sayangnya tidak dapat mengudara dalam waktu yang lama.

Para perancang itu agaknya tidak mengenal istilah putus asa. Mereka terus memutar otak untuk menghasilkan pesawat yang lebih “modern” dibanding pesawat sebelumnya. Konstruksi pesawat layang yang kokoh pertama kali diperkenalkan oleh Octave Chanute. Yang membangun sebuah pesawat layang gantung bersayap dua, dengan sayap berpenompang kokoh. Rancangan Chanute inilah yang kemudian berpengaruh secara khusus terhadap Wilbur dan Orville Wright. Dan kemudian mereka bertekad akan merancang pesawat udara secara sistematik di Amerika. 

KERANGKA PENERBANGAN MODERN WRIGHT BERSAUDARA 

Burung besi bernama pesawat terbang memang bukan barang aneh lagi di zaman modern ini. Ternyata, perjalanan sejarah pesawat terbang modern dari pertaman kali dibuat hingga tercipta pesawat terbang masa kini dengan segala kecanggihannya telah cukup panjang.

Sejarah itu dimulai ketika seabad silam Orville Wright dan Wilbur Wright berhasil menerbangkan sebuah pesawat kecil di North Carolina, Amerika Serikat. Namun, penerbangan itu Cuma berlangsung selama 12 menit. Walau hanya sebentar ini merupakan penerbangan pertama dengan pesawat terbang bermotor. Selain itu, penerbangan perdana ini juga merupakan moment penting yang membuka jalan menuju era penerbangan modern. Walau bentuknya masih sangat sederhana, pesawat ini merupakan buah pemikiran mendalam dengan serangkaian uji coba yang dilakukan selama tiga tahun.

Pesawat dengan empat sayap ini juga merupakan buah dari kecintaan Orville dan saudaranya Wilbur Wright pada segala hal yang terbang di udara. Salah satu benda ’terbang’ yang merka sukai adalah layang-layang. Tak heran, saat masih anak-anak Wright bersaudara banyak menghabiskan waktunya dengan bermain layang-layang. Ketika beranjak remaja, mereka mulai gemar mengamati burung. Mereka melihat, burung menjaga keseimbangan dengan cara memutar-mutarkan ujung sayapnya. Karena itu, Orville dan Wilbur sengaja mendesain sayap pesawat mereka agak bengkok. Dengan cara ini, pesawat mereka bisa belok.

Pada tahun 1899, mereka membuat sebuah peluncur dengan kemudi tinggi di depan, untuk mengendalikan gerak lambung serta sayap ekor yang kaku. Sistem pilinan sayap yang memungkinkan membelok, merupakan keistimewaan terpenting pesawat itu. 

Wright bersaudara membangun Wright Flyer I dengan sebuah mesin empat silinder yang mereka rancang sendiri. Pada tahun 1902, desain pesawat mereka makin sempurna. Percobaan demi percobaan pun dilakukan. Akhirnya, pada pagi hari 17 Desember 1903, pesawat mereka yang dilengkapi motor sederhana dapat mengudara. Orville Wright berhasil terbang dengan pesawat itu sejauh 36,5 meter setelah mengalami kegagalan dalam percobaan 3 hari sebelumnya. Pada penerbangan terakhir, Wilbur berhasil menempuh jarak terbang sejauh 260 meter. Mereka kemudian membangun 3 pesawat terbang lagi dan tahun 1905 berhasil terbang sejauh 39 kilometer. Pada tahun 1908  Wilbur membawa sebuah pesawat Wright Flyer IV ke Eropa untuk diperagakan.

 Penerbangan bermesin yang dilakukan di Eropa ternyata masih didominasi oleh kehebatan Wright bersaudara. Pada tahun 1908 Wilbur menimbulkan kekaguman dengan prestasinya terbang dengan Wright Flyer IV selama dua jam. Prestasi-prestasi yang diukir oleh Wright bersaudara membuat orang-orang Eropa sadar akan pentingnya pengendalian pesawat.

Wright bersaudara mampu membuktikan ke masyarakat umum bahwa mereka mampu menerbangkan pesawat buatan mereka. Wilbur Wright menerbangkan pesawatnya ke Perancis, dan membuat demonstrasi akrobatik di udara. Dia juga membuat perusahaan untuk memasarkan hasil ciptaannya. Sejak keberhasilan Wright bersaudara menerbangkan pesawat bermotornya, teknologi penerbangan maju dengan cepat. 

PERKEMBANGAN PENERBANGAN PASCA WRIGHT BERSAUDARA 

Perkembang pesawat terbang dari masa ke masa memang sangat menarik untuk dikaji. Pesawat terbang rancangan Louis Bleriot asal Prancis misalnya, Louis melengkapi pesawatnya dengan beberapa keistimewaan. Misalnya saja, ia melengkapi pesawatnya dengan tempat duduk pilot yang nyaman, tongkat pengatur terbang, dan pedal-pedal. Ada pula alat pengatur naik, turun, dan belok. Pesawat Bleriot inilah yang kemudian menjadi standar model pesawat terbang yang dibuat atau diproduksi kemudian hari.

Dalam kurun waktu 1909 sampai 1914, pesawat terbang umumya hanya dipakai untuk tujuan olahraga atau pertandingan. Salah satu pertandingan yang terkenal pada masa itu adalah Gordon Bennet Aviation Cup (1909) dan Schneider Trophy (1913). Pada tahun 1912 seorang perancang Inggris bernama Alliot Roe membangun pesawat AVRO F, pesawat pertama dengan cockpit tertutup. Di Rusia, Igor Sikorsky membangun pesawat terbang pertama bermesin empat. 

Selain untuk kepentingan olahraga, salah satu fungsi pesawat pada masa itu adalah untuk keperluan militer. Morane Saulner L, yang diproduksi oleh Prancis, adalah pesawat pertama yang dilengkapi dengan senapan Mesin. Pesawat itu dibuat pada tahun 1915. Pada tahun itu juga Jerman memakai Fokker III bersayap satu, yang dibuat oleh Anthony Fokker, dengan senapan mesin terarah ke depan. 

Menjelang akhir Perang Dunia I, negara-negara besar di Eropa hampir seluruhnya memiliki pesawat dengan fungsi militer. Salah satu pesawat yang terkenal pada masa itu adalah Sopwith Camel (Prancis), Fokker D VII dan Fokker Dr.I. (Jerman). Sedangkan untuk melakukan pemboman, Jerman pada masa itu masih mengandalkan Zeppelin sampai tahun 1917. Zeppelin yang terkenal yang digunakan untuk keperluan militer khususnya dalam hal pemboman adalah Zeppelin (Staaken) R VI.

Pada awal peperangan, kebanyakan pesawat terbang memiliki kecepatan sampai 100 km per jam. Pada akhir Perang Dunia I sebuah pesawat pemburu dapat terbang dua kali lebih cepat, yaitu 200 kilometer per jam. Perkembangan besar dalam dunia penerbangan berikutnya adalah saat di produksi Junkers J 1. Yaitu pesawat terbang pertama yang seluruhnya terbuat dari logam, yang dibangun pada tahun 1915.

Pada tahun 1919 John Alcock dan Arthur Whitten Brown melakukan penerbangan nonstop yang bersejarah, melintasi Atlantik dengan pesawat Vicker Vimy. Pada saat itu mesin pesawat sudah semakin bertenaga dan sudah dimungkinkan untuk membangun pesawat terbang berpenumpang. Usai perang Dunia I, saat dunia kembali stabil, dibuka dinas-dinas penerbangan penumpang di Jerman, Prancis, dan Inggris. Dinas penerbangan pertama diadakan oleh sebuah perusahaan Inggris, yakni Aircraft Transport and Travel, dengan menggunakan pesawat-pesawat bekas pembom yang sebelumnya digunakan dalam perang, antara lain yang berjenis De Havillan D.H.4A. Hal inilah yang menandai era penggunaan pesawat terbang dalam hal komersil

Sementara itu, setelah perang dunia I berakhir dan berdasarkan isi perjanjian Versailles, maka Jerman tidak diperbolehkan membangun pesawat terbang berukuran besar. Oleh karena itu, mereka mengalihkan perhatian kepada pesawat terbang kecil dengan prestasi tinggi.

Jerman membangun Junkers F 13, pesawat terbang air yang sangat bermutu dengan kapasitas empat penumpang. Yang kemudian dipergunakan oleh sekitar 30 perusahaan penerbangan di seluruh dunia. Menjelang awal dasawarsa 30an, pesawat terbang sudah menjelajahi berbagai penjuru dunia dengan mengangkut penumpang. Diantaranya, pesawat berpenumpangyang terkenal pada sekitar tahun 1935 antara lain adalah Short s.8 Calcutta dari Imperial Airways, serta Martin M-130 China Clipper dan Sikorski S-42 milik perusahaan Pan American. Disamping sukses, pesawat terbang komersial yang besar-besar, tercatat pula perkembangan pesawat berukuran kecil, termasuk pesawat tempur, latih, angkutan sipil, pesawat terbang balap, dan pesawat milik pribadi.

Menjelang awal Perang Dunia II, tahun 1939 Angkatan Udara Jerman memiliki 1200 pesawat tempur, termasuk pesawat Messer Schmith Bf 109 (Me 109), yang kemampuannya mengalahkan semua pesawat tempur lain pada masa itu.  

Loncatan maju paling besar terjadi dengan terciptanya mesin Jet turbin gas, yang dikembangkan oleh  Sir Frank Whittle antar tahun 1928 dan 1939. Sekarang ini hampir semua pesawat terbang memakai mesin jet sebagai sarana penggerak. Sementara pesawat penumpang jet yang paling sukses selama tahun-tahun belakangan ini adalah pesawat-pesawat Boeing. Dimulai dengan seri Boeing 707 dari tahun 1958 dan berlanjut sampai pesawat raksasa bertubuh lebar Boeing 747 Jumbo dari tahun 1973.


TEKNOLOGI PENERBANGAN DALAM KEDIRGANTARAAAN INDONESIA

Bung Karno dalam pidato di Hari Penerbangan Nasional 9 April 1962 mengatakan :  

"…, tanah air kita adalah tanah air kepulauan, tanah air yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang dipisahkan satu dari yang lain oleh samudra-samudra dan lautan-lautan. … tanah air kita ini adalah ditakdirkan oleh Allah SWT terletak antara dua benua dan dua samudra. Maka bangsa yang hidup di atas tanah air yang demikian itu hanyalah bisa menjadi satu bangsa yang kuat jikalau ia jaya bukan saja di lapangan komunikasi darat, tetapi juga di lapangan komunikasi laut dan di dalam abad 20 ini dan seterusnya di lapangan komunikasi udara.". 
Mencermati pernyataan Bung Karno, maka tidak berlebihan bahwa pendirian industri pesawat terbang telah diupayakan oleh bangsa ini, karena bangsa ini melihat bahwa pesawat terbang merupakan salah satu sarana perhubungan yang penting artinya bagi pembangunan ekonomi dan pertahanan nasional, khususnya, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan kondisi geografis yang sulit ditembus tanpa bantuan sarana perhubungan yang memadai. Dari antara lain kondisi tersebut di atas, muncul pemikiran bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan selayaknya memiliki industri bahari dan industri pesawat terbang/dirgantara. Maka dirintislah kelahiran suatu industri pesawat terbang di Indonesia. 

Penerbangan Pra Kemerdekaan 

Jaman Pemerintah kolonial Belanda tidak mempunyai program perancangan pesawat udara, namun telah melakukan serangkaian aktivitas yang berkaitan dengan pembuatan lisensi, serta evaluasi teknis dan keselamatan untuk pesawat yang dioperasikan di kawasan tropis, Indonesia. Pada tahun 1914, didirikan Bagian Uji Terbang di Surabaya dengan tugas meneliti prestasi terbang pesawat udara untuk daerah tropis. Pada tahun 1930 di Sukamiskin dibangun Bagian Pembuatan Pesawat Udara yang memproduksi pesawat-pesawat buatan Canada AVRO-AL, dengan modifikasi badan dibuat dari tripleks lokal. Pabrik ini kemudian dipindahkan ke Lapangan Udara Andir (kini Lanud Husein Sastranegara).

Pada periode itu di bengkel milik pribadi minat membuat pesawat terbang berkembang. Pada tahun 1937, delapan tahun sebelum kemerdekaan atas permintaan seorang pengusaha, serta hasil rancangan LW. Walraven dan MV. Patist putera-putera Indonesia yang dipelopori Tossin membuat pesawat terbang di salah satu bengkel di Jl. Pasirkaliki Bandung dengan nama PK.KKH.

Pesawat ini sempat menggegerkan dunia penerbangan waktu itu karena kemampuannya terbang ke Belanda dan daratan Cina pergi pulang yang diterbang pilot berkebangsaan Perancis, A. Duval. Bahkan sebelum itu, sekitar tahun 1922, manusia Indonesia sudah terlibat memodifikasi sebuah pesawat yang dilakukan di sebuah rumah di daerah Cikapundung sekarang.  

Penerbangan Pasca Kemerdekaan   
Segera setelah kemerdekaan, 1945, makin terbuka kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan impiannya membuat pesawat terbang sesuai dengan rencana dan keinginan sendiri. Kesadaran bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan yang luas akan selalu memerlukan perhubungan udara secara mutlak sudah mulai tumbuh sejak waktu itu, baik untuk kelancaran pemerintahan, pembangunan ekonomi dan pertahanan keamanan. 

Pada masa perang kemerdekaan kegiatan kedirgantaraan yang utama adalah sebagai bagian untuk memenangkan perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan, dalam bentuk memodifikasi pesawat yang ada untuk misi-misi tempur. Tokoh pada massa ini adalah Agustinus Adisutjipto, yang merancang dan menguji terbangkan dan menerbangkan dalam pertempuran yang sesungguhnya. Pesawat Cureng/Nishikoren peninggalan Jepang yang dimodifikasi menjadi versi serang darat. Penerbangan pertamanya di atas kota kecil Tasikmalaya pada Oktober 1945. 

Pada tahun 1946, di Yogyakarta dibentuk Biro Rencana dan Konstruksi pada TRI-Udara. Dengan dipelopori Wiweko Soepono, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan J. Sumarsono dibuka sebuah bengkel di bekas gudang kapuk di Magetan dekat Madiun. Dari bahan-bahan sederhana dibuat beberapa pesawat layang jenis Zogling, NWG-1 (Nurtanio Wiweko Glider). Pembuatan pesawat ini tidak terlepas dari tangan-tangan Tossin, Akhmad, dkk. Pesawat-pesawat yang dibuat enam buah ini dimanfaatkan untuk mengembangkan minat dirgantara serta dipergunakan untuk memperkenalkan dunia penerbangan kepada calon penerbang yang saat itu akan diberangkatkan ke India guna mengikuti pendidikan dan latihan.

Selain itu juga pada tahun 1948 berhasil dibuat pesawat terbang bermotor dengan mempergunakan mesin motor Harley Davidson diberi tanda WEL-X hasil rancangan Wiweko Soepono dan kemudian dikenal dengan register RI-X. Era ini ditandai dengan munculnya berbagai club aeromodeling, yang menghasilkan perintis teknologi dirgantara, yaitu Nurtanio Pringgoadisurjo. 

Kemudian kegiatan ini terhenti karena pecahnya pemberontakan Madiun dan agresi Belanda. Setelah Belanda meninggalkan Indonesia usaha di atas dilanjutkan kembali di Bandung di lapangan terbang Andir - kemudian dinamakan Husein Sastranegara. Tahun 1953 kegiatan ini diberi wadah dengan nama Seksi Percobaan. Beranggotakan 15 personil, Seksi Percobaan langsung di bawah pengawasan Komando Depot Perawatan Teknik Udara, Mayor Udara Nurtanio Pringgoadisurjo.
Berdasarkan rancangannya pada 1 Agustus 1954 berhasil diterbangkan prototip "Si Kumbang", sebuah pesawat serba logam bertempat duduk tunggal yang dibuat sesuai dengan kondisi negara pada waktu itu. Pesawat ini dibuat tiga buah. Pada 24 April 1957, Seksi Percobaan ditingkatkan menjadi Sub Depot Penyelidikan, Percobaan & Pembuatan berdasar Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Udara No. 68. Setahun kemudian, 1958 berhasil diterbangkan prototip pesawat latih dasar "Belalang 89" yang ketika diproduksi menjadi Belalang 90.



Pesawat yang diproduksi sebanyak lima unit ini dipergunakan untuk mendidik calon penerbang di Akademi Angkatan Udara dan Pusat Penerbangan Angkatan Darat. Di tahun yang sama berhasil diterbangkan pesawat oleh raga "Kunang 25". Filosofinya untuk menanamkan semangat kedirgantaraan sehingga diharapkan dapat mendorong generasi baru yang berminat terhadap pembuatan pesawat terbang. 

Usaha Pendirian Industri Pesawat Terbang 
Sesuai dengan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dan untuk memungkinkan berkembang lebih pesat, dengan Keputusan Menteri/Kepala Staf Angkatan Udara No. 488, 1 Agustus 1960 dibentuk Lembaga Persiapan Industri Penerbangan/LAPIP. Lembaga yang diresmikan pada 16 Desember 1961 ini bertugas menyiapkan pembangunan industri penerbangan yang mampu memberikan dukungan bagi penerbangan di Indonesia.

Mendukung tugas tersebut, pada tahun 1961 LAPIP mewakili pemerintah Indonesia dan CEKOP mewakili pemerintah Polandia mengadakan kontrak kerjasama untuk membangun pabrik pesawat terbang di Indonesia. Kontrak meliputi pembangunan pabrik , pelatihan karyawan serta produksi di bawah lisensi pesawat PZL-104 Wilga, lebih dikenal Gelatik. Pesawat yang diproduksi 44 unit ini kemudian digunakan untuk dukungan pertanian, angkut ringan dan aero club. 

Dalam kurun waktu yang hampir bersamaan, tahun 1965 melalui SK Presiden RI - Presiden Soekarno, didirikan Komando Pelaksana Proyek Industri Pesawat Terbang (KOPELAPIP) - yang intinya LAPIP - ; serta PN. Industri Pesawat Terbang Berdikari. Pada bulan Maret 1966, Nurtanio gugur ketika menjalankan pengujian terbang, sehingga untuk menghormati jasa beliau maka LAPIP menjadi LIPNUR/Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio. Dalam perkembangan selanjutnya LIPNUR memproduksi pesawat terbang latih dasar LT-200, serta membangun bengkel after-sales-service, maintenance, repair & overhaul.

Pada tahun 1962, berdasar SK Presiden RI - Presiden Soekarno, didirikan jurusan Teknik Penerbangan ITB sebagai bagian dari Bagian Mesin. Pelopor pendidikan tinggi Teknik Penerbangan adalah Oetarjo Diran dan Liem Keng Kie. Kedua tokoh ini adalah bagian dari program pengiriman siswa ke luar negeri (Eropa dan Amerika) oleh Pemerintah RI yang berlangsung sejak tahun 1951. Usaha-usaha mendirikan industri pesawat terbang memang sudah disiapkan sejak 1951, ketika sekelompok mahasiswa Indonesia dikirim ke Belanda untuk belajar konstruksi pesawat terbang dan kedirgantaraan di TH Delft atas perintah khusus Presiden RI pertama. Pengiriman ini berlangsung hingga tahun 1954. Dilanjutkan tahun 1954 - 1958 dikirim pula kelompok mahasiswa ke Jerman, dan antara tahun 1958 - 1962 ke Cekoslowakia dan Rusia. 

Perjalanan ini bertaut dengan didirikannya Lembaga Persiapan Industri Pesawat Terbang (LAPIP) pada 1960, pendirian bIdang Studi Teknik Penerbangan di ITB pada 1962, dibentuknya DEPANRI (Dewan Penerbangan dan Antariksa Republik Indonesia) pada 1963. Kemudian ditindaklanjuti dengan diadakannya proyek KOPELAPIP (Komando Pelaksana Persiapan Industri Pesawat Tebang) pada Maret 1965. Bekerjasama dengan Fokker, KOPELAPIP tak lain merupakan proyek pesawat terbang komersial.

Sementara itu upaya-upaya lain untuk merintis industri pesawat terbang telah dilakukan pula oleh putera Indonesia - B.J. Habibie - di luar negeri sejak tahun 1960an sampai 1970an. Sebelum ia dipanggil pulang ke Indonesia untuk mendapat tugas yang lebih luas. Di tahun 1961, atas gagasan BJ. Habibie diselenggarakan Seminar Pembangunan I se Eropa di Praha, salah satu adalah dibentuk kelompok Penerbangan yang di ketuai BJ. Habibie.

Ada lima faktor menonjol yang menjadikan IPTN berdiri, yaitu : ada orang-orang yang sejak lama bercita-cita membuat pesawat terbang dan mendirikan industri pesawat terbang di Indonesia; ada orang-orang Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi membuat dan membangun industri pesawat terbang; adanya orang yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdedikasi tinggi menggunakan kepandaian dan ketrampilannya bagi pembangunan industri pesawat terbang; adanya orang yang mengetahui cara memasarkan produk pesawat terbang secara nasional maupun internasional; serta adanya kemauan pemerintah. Perpaduan yang serasi faktor-faktor di atas menjadikan IPTN berdiri menjadi suatu industri pesawat terbang dengan fasilitas yang memadai. 

Ketika upaya pendirian mulai menampakkan bentuknya - dengan nama Industri Pesawat Terbang Indonesia/IPIN di Pondok Cabe, Jakarta - timbul permasalahan dan krisis di tubuh Pertamina yang berakibat pula pada keberadaan Divisi ATTP, proyek serta programnya - industri pesawat terbang. Akan tetapi karena Divisi ATTP dan proyeknya merupakan wahana guna pembangunan dan mempersiapkan tinggal landas bagi bangsa Indonesia pada Pelita VI, Presiden menetapkan untuk meneruskan pembangunan industri pesawat terbang dengan segala konsekuensinya. 

Maka berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 12, tanggal 15 April 1975 dipersiapkan pendirian industri pesawat terbang. Melalui peraturan ini, dihimpun segala aset, fasilitas dan potensi negara yang ada yaitu : - aset Pertamina, Divisi ATTP yang semula disediakan untuk pembangunan industri pesawat terbang dengan aset Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio/LIPNUR, AURI - sebagai modal dasar pendirian industri pesawat terbang Indonesia. Penggabungan aset LIPNUR ini tidak lepas dari peran Bpk. Ashadi Tjahjadi selaku pimpinan AURI yang mengenal BJ. Habibie sejak tahun 1960an.

Tanggal 28 April 1976 berdasar Akte Notaris No. 15, di Jakarta didirikan PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dengan Dr, BJ. Habibie selaku Direktur Utama. Selesai pembangunan fisik yang diperlukan untuk berjalannya program yang telah dipersiapkan, pada 23 Agustus 1976 Presiden Soeharto meresmikan industri pesawat terbang ini. Dalam perjalanannya kemudian, pada 11 Oktober 1985, PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio berubah menjadi PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara atau IPTN. (Subekti. 1997:46) 

Dari tahun 1976 cakrawala baru tumbuhnya industri pesawat terbang modern dan lengkap di Indonesia di mulai. Di periode inilah semua aspek prasarana, sarana, SDM, hukum dan regulasi serta aspek lainnya yang berkaitan dan mendukung keberadaan industri pesawat terbang berusaha ditata. Selain itu melalui industri ini dikembangkan suatu konsep alih/transformasi teknologi dan industri progresif yang ternyata memberikan hasil optimal dalam penguasaan teknologi kedirgantaraan dalam waktu relatif singkat, 24 tahun.

Weell, cerita seputar IPTN, sampai dengan menjadi PT. DI saat ini, dan soal mengapa industri penerbangan kita jalan ditempat atau bahkan sempat berakhir... mengenai campur tangan ASING sehingga industri penerbangan kita MATI SURI sampai memasuki masa reformasi ini (2013)... akan saya jelaskan pada posting selanjutnya.....

Bye... Bye..... 


DAFTAR PUSTAKA  
Sapari, Achmad. 1997. Pesawat Terbang: Dari Masa Ke Masa. Yogyakarta: PT. Edumedia
Usman, Choirul. 1992. Sejarah Pesawat Terbang. Jakarta: PT. Kapolaga Mas.
Taylor, Ron, dkk. 1983. Alam Pesawat. Jakarta: PT Gramedia.
Subekti. 1997. IPTN : Jawaban Bagi Kebutuhan Penerbangan Komersial Masa Depan. Jakarta: Citra Mandala.
Sulaksono, Eko. 1998. Etalase Unjuk Kerja dan Prestasi Kedirgantaraan. Yogyakarta: PT. Edumedia.
Hakim, Chappy. 2010. Pelangi Dirgantara. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.
Aji, Darma. 2007. Perang Udara di Eropa. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.
Soewito, Irna H.N Hadi. 2008. Awal Kedirgantaraan di Indonesia – Perjuangan AURI 1945-1950. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Hart, Michael H. 1982. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah (Terjemahan Mahbub Djunaidi). Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.
M.A, Badliatus. 2009. 105 Tokoh Penemu dan Perintis Dunia. Yogyakarta: Penerbit Narasi.



Contoh Pembahasan Tentang Pola Pengembangan Proses, Definisi, Ilustrasi, Perbandingan

Pembahasan Tentang Pola Pengembangan Proses, Definisi, Ilustrasi, Perbandingan
1.   Pola pengembangan proses
Contoh:
Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah. Caranya, ambillah daun anggur secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri-seri.

2.   Pola pengembangan definisi
Contoh:
Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen murni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone therapymerupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.

3.   Pola pengembangan contoh/ilustrasi
Contoh:
Sebenarnya, kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik. Indikatornya dapat dilihat dari berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita temukan aneka kendaraan melintas di jalan raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini menandakan bahwa taraf hidup masyarakat mulai membaik. Indikator lain seperti daya beli masyarakat akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang papan, misalnya, banyak warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang permanen.

4. Pola pengembangan perbandingan
Contoh:
Tema lagu anak-anak zaman dulu lebih bervariasi dan mengandung pesan-pesan pendidikan yang bermanfaat bagi perkembangan mental-psikologis anak jika dibandingkan dengan lagu anak-anak masa kini. Anak-anak zaman dulu telah belajar tentang kebesaran Tuhan (Pelangi), alam sekitar (Lihat Kebunku), kasih sayang (Oh, Ibu dan Ayah), transportasi (Tamasya), dan pendidikan (Lihatlah Kawan) melalui lagu-lagu tersebut. Lagu tersebut mampu mendatangkan kegembiraan juga memperluas wawasan pengetahuan anak-anak. Dibandingkan dengan lagu-lagu lama, lagu anak-anak zaman sekarang kurang memiliki variasi tema. Lagu-lagu tersebut kurang memperhatikan nilai yang ingin ditanamkan pada diri anak dan lebih memperhatikan kebutuhan pasar. Jadi, temanya bersifat temporer karena mengikuti perubahan selera pasar. Unsur kesamaan yang masih ditemukan dalam kedua kelompok lagu ini ialah para pencipta lagu masih berusaha menciptakan irama yang gembira dan ritme yang sederhana, seperti kehidupan anak-anak itu sendiri.
5. Pola pengembangan pertentangan/kontras
Contoh:
Tugas seorang konduktor pada pergelaran orkestra di negara-negara barat berbeda dengan kebanyakan konduktor pergelaran orkestra di Indonesia. Konduktor pergelaran orkestra di negara barat bertanggung jawab penuh pada kualitas musik orkestra yang ditampilkan. Syarat utama menjadi konduktor tentu secara musikal harus memiliki wawasan yang luas dan mendalam, baik secara teoretis maupun praktis. Berbeda dengan konduktor negara barat, menurut penuturan Widya Kristanti, seperti halnya dirinya, di Indonesia konduktor untuk orkestra, khusunya yang bersifat populer, umumnya tidak mempunyai latar belakang akademis. Bahkan lebih dari itu, kebanyakan konduktor tersebut masih bekerja rangkap sebagai music director ( pimpinan pergelaran musik) dan masih terkait dengan masalah-masalah prapoduksi dan produksi pergelaran musik itu sendiri.


Sejarah Kebudayaan

BANDUNG
Stasiun Pusat Kereta Api Bandung

Stasiun kereta Api ini dibangun pada saat abad ke 19, dimana pasa saat itu terjadi pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat. Sehingga terciptalah jalur transportasi kereta api. Peristiwa inilah yang dapat menjadikan Kota Bandung menjadi ramai hingga saat ini. bahkan Stasiun ini merupakan satu-satunya staiun tertua yang ada di Indonesia yang didirikan pada tahun 1884.
Alun – alun Bandung

Alun-alun merupakan salah satu Tempat Bersejarah Kota Bandung yang berada di Pusat Kota dimana di sekelilingnya terdapat banyak bangunan. Alun-alun terdiri dari lahan luas yang berbentuk persegi yang biasanya digunakan sebagai salah satu tempat rekreasi. Bahkan tempat ini, terkadang juga dipakai jika terdapat upacara-upacara pemerintahan, kegiatan sosial dan budaya serta kegiatan lainnya. saa

YOGYAKARTA
Candi Ngawen

Candi yang terletak di Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dari arah Yogyakarta berada kira-kira 5 Km ke arah (sebelum) Candi Mendut.

Candi Ngawen ini berlatar belakang agama Budha. Hal ini dibuktikan dengan temuan arca Dhyani budda Ratnasambhawa di candi II dan arca Dhyani Buddha amithaba di Candi IV. Berdasarkan gaya arsitektur bangunannya Candi Ngawen dibangun sekitar abad IX - X Masehi.

Candi ini mempunyai bentuk yang berbeda dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Bentuk bangunannya nyaris mirip dengan bangunan candi Hindu. Hal ini disebabkan bangunan candi yang meruncing. Tetapi apabila diamati dengan seksama, candi ini memiliki stupa dan teras (undak-undak) yang menjadi simbol dalam candi-candi Budha.
Salah satu keunikan Candi Ngawen adalah keberadaan 4 buah arca singa di setiap sudut candi II dan Candi IV. Kompleks candi Ngawen terdiri dari 5 (lima) buah candi yang berderet sejajar dari utara ke selatan. Bangunan candi menghadap Timur. Berturut dari arah selatan Candi Ngawen I, II, III, IV dan V dengan masing-masing candi berdenah bujur sangkar. Candi II dan IV memiliki Ukuran dan bentuk konstruksi yang sama.
Keunikan lainnya yaitu pada seni arsitektur candi ini, ditemukan pada arca singa yang menopang empat sisi bangunan candi yang berhasil direkonstruksi dari lima bangunan yang ada. Gaya ukiran arca singa ini menyerupai lambang singa pada negara Singapura, dan berfungsi mengaliri air hujan yang keluar lewat mulut arca.

Dari kelima candi yang terdapat di kompleks Candi Ngawen tersebut hanya candi II yang telah dipugar pada tahun 1927 sehingga candi ini mempunyai komponen yang paling lengkap. Empat candi yang lain hanya tinggal Khaki. Dari kelima candi tersebut yang terparah adalah candi I yang hanya tinggal pondasi.
Candi Lumbung

Candi induk di candi lumbung ini telah tidak prima lagi memiliki bentuk, atap candi induk telah tak adalagi, tetapi demikian keidahan candi ini tetap mengagumkan dengan beragam pahatan- pahatan serta relief yang ada didinding candi induk ini. anda dapat mendapatkan relief- relief yang mengambarkan sosok laki- laki serta wanita dengan ukuran yang lebih kurang layaknya aslinya. anda akan mendapatkan yang mengapit pintu, yakni kuwera serta hariti. candi utama ini mempunyai tinggi lebih kurang 2, 5 mtr., dengan ada 9 buah relung, tetapi tidak satupun relung yang diisi arca, barangkali dikarenakan tangan- tangan jahil sebagaikan arca – arca di candi lumbung telah tak ada lagi.
Asal usul candi
Dimaksud candi lumbung dikarenakan bentuk candi ini menyerupai lumbung padi. tidak sama dengan candi prambanan yang disebut candi hindu, candi lumbung ini adalah candi budha.
Yaitu candi yang ada didalam kompleks taman wisata candi prambanan, tepatnya ada di sebelah candi bubrah. jaraknya dari candi prambanan yaitu lebih kurang 500 mtr. ke arah utara. dari kota klaten jaraknya lebih kurang 15 km ke arah barat.
Candi lumbung diperkirakan bangunan relijius budha yang didirikan pada abad viii. nama candi Lumbung sama juga dengan candi lumbung yang ada pada komplek candi prambanan. diberi nama candi lumbung dikarenakan kemungkinan candi ini dipakai untuk menaruh beberapa bahan makanan untuk rakyat kerajaan.

BALI
Candi Gunung KAWI

Candi Gunung Kawi terletak di Sungai Pakerisan, Dusun penaka, desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kab. Gianyar-Bali-Indonesia.

Tampaksiring adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia seluas 42,63 kilometer persegi. Pada masa lalu, Tampaksiring adalah pusat pemerintahan kerajaan di Bali. Di Tampaksiring terdapat istana kepresidenan, yang dibangun antara 1957-1960 atas titah Presiden Soekarno dan sebuah candi bernama Candi Gunung Kawi.
Kompleks candi ini sangat strategis karena lokasinya yang tak seberapa jauh dari Kota Denpasar. Dari Kota Denpasar, bisa berkendaraan sekira 40 km jauhnya menuju ke Tampaksiring yang terletak di Kabupaten Gianyar, Bali, yang merupakan lokasi Candi Gunung Kawi. Kompleks candi sendiri sudah bisa dilihat dan dinikmati setelah melewati gapura dan 315 anak tangga di pinggir Sungai Pakerisan  yang terletak di candi tersebut.

GOA GAJAH

Situs Goa Gajah diketahui dari masa pemerintahan beberapa raja, antara lain: Sri Dharmawangsawardhana Marakatapangkajastano Tunggadewa (1022 M), Raja Anak Wungsu (1053 M), Paduka Sri Mahaguru (1324 M).
Pada kitab Negarakertagama, yang dikarang oleh Mpu Prapanca pada jaman pemerintahan Raja Hayam Wuruk di era Majapahit menyebutkan Lwa Gajah terletak di Desa Bedulu sebagai tempat bersemayamnya Sang Bodadyaksa.
Juga disebutkan istilah Kunjarakunjapada yang berarti “asrama kunjara” dimana kunjara dalam bahasa Sansekerta berarti Gajah. Asrama ini merupakan asrama Rsi Agastya yang berlokasi di Mysore di India Selatan dimana jaman itu memang banyak hidup gajah liar disekitar asrama itu. Dengan demikian Goa Gajah kemungkinan besar kenangan asrama kunjarapada yang ada di India.
Penemuan situs Goa Gajah berawal dari laporan Pejabat Hindia Belanda, L.C. Heyting pada tahun 1923 yang melaporkan temuan arca Ganesha, Trilingga serta arca Hariti kepada Pemerintah Hindia Belanda, kemudian, Dr. W.F. Stuterhiem pada tahun 1925 memulai mengadakan penelitian yang lanjutan.
Kemudian pada tahun 1950 Dinas Purbakala RI melalui seksi-seksi bangunan purbakala di Bali yang dipimpin oleh J.L. Krijgman melakukan penelitian dan penggalian pada tahun 1954 dan ditemukanlah tempat petirtaan kuno dengan enam buah patung wanita dengan pancoran di dada sampai sekarang keberadaannya dipercaya bisa memberikan vibrasi pembersihan aura bagi pengunjung dengan cara membasuh muka. Penggalian dan penelitian dilanjutkan hingga tahun 1979


BOGOR
GOA GUDAWANG:

Goa ini merupakan rangkaian Goa yang sangat unik dan menarik.
Nama gudawang berasal dari kata “Kuda Lawang” yang artinya buntut/ekor kuda yang di kepang. Dikawasan ini terdapat 12 goa,tapi hanya tiga yang sudah di kembangkan atau di kelola dan di buka untuk umum yaitu, Goa Simenteng, Goa Simasikit, dan Goa sipahang.
(Sumber : Dinas Budpar Kab.Bogor)

PRASASTI BATU TULIS

Prasasti Batu Tulis yang terletak di Jl. Batutulis No. 54, Bogor ini merupakan peninggalan zaman Kerajaan Pajajaran dan bertuliskan huruf kawi Bahasa Jawa Kuno. Prasasti ini dibuat oleh seorang putera Raja Pajajaran yaitu Raja Surawisesa. Dahulu Prasasti ini adalah tempat untuk melakukan upacara penobatan Raja-raja Pajajaran dibawah kekuasaan Prabu Siliwangi. (Sumber : kotabogor)

JAKARTA
KEBUDAYAAN 
Budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah campuran budaya dari beragam etnis. Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang menarik pendatang dari seluruh Nusantara. Suku-suku yang mendiami Jakarta antara lain, Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Bugis. Selain dari penduduk Nusantara, budaya Jakarta juga banyak menyerap dari budaya luar, seperti budaya Arab, Tiongkok, India, dan Portugal. 
Suku Betawi sebagai penduduk asli Jakarta agak tersingkirkan oleh penduduk pendatang. Mereka keluar dari Jakarta dan pindah ke wilayah-wilayah yang ada di provinsi Jawa Barat dan provinsi Banten. Budaya Betawi pun tersingkirkan oleh budaya lain baik dari Indonesia maupun budaya barat. Untuk melestarikan budaya Betawi, didirikanlah cagar budaya di Situ Babakan.


Seni tari di Jakarta merupakan perpaduan antara unsur-unsur budaya masyarakat yang ada di dalamnya. Pada awalnya, seni tari di Jakarta memiliki pengaruh Sunda dan Tionghoa seperti tariannya yang memiliki corak tari Jaipong dengan kostum penari khas pemain Opera Beijing. Namun Jakarta dapat dinamakan daerah yang paling dinamis. Selain seni tari lama juga muncul seni tari dengan gaya dan koreografi yang dinamis.
Ondel-ondel

Salah satu bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat adalah ondel-ondel. Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar ± 2,5 m dengan garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul dari dalarnnya. Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki di cat dengan warna merah, sedang yang perempuan dicat dengan warna putih. Bentuk pertunjukan ini banyak persamaannya dengan yang terdapat di beberapa daerah lain.

Pengertian dan Ruang lingkup Meteorologi&Klimatologi (Metklim)

Pengertian dan Ruang lingkup Meteorologi&Klimatologi (Metklim)
Menurut Rafi’i (1995) Ilmu cuaca atau meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji peristiwa-peristiwa cuaca dalam jangka waktu dan ruang terbatas, sedangkan ilmu iklim atau klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga mengkaji tentang gejala-gejala cuaca tetapi sifat-sifat dan gejala-gejala tersebut mempunyai sifat umum dalam jangka waktu dan daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi.

Ilmu Meteorologi berdasarkan lingkup kajiannya dibagi menjadi 4 bagian, yakni :
1.        Ilmu Meteorologi Fisik, membahas struktur dan komposisi atmosfer, pemindahan radiasi elektromagnetik dan gelombang bunyi (akustik) dalam atmosfer, proses – proses fisik yang terjadi pada pembentukan awan, presipitasi, listrik di atmosfer dan fenomena – fenomena lain yang erat kaitanya dengan  disiplin ilmu fisika dan kimia.
2.        Meteorologi Dinamik, menggunakan pendekatan analitis yang didasarkan pada prinsip – prinsip dinamika fluida.
3.        Meteorologi Sinoptik, mencakup deskripsi, analisis, dan prakiraan gerak atmosfer pada skala yang relatif besar. Subdisiplin ini merupakan lanjutan dari pendekatan empiris dalam analisis dan prakiraan cuaca yang dikembangkan awal abad ini, setelah dipasangnya stasiun – stasiun pengamat yang menyediakan data cuaca suatu wilayah secara simultan.
4.        Meteorlogi Terapan, aplikasi meteorologi yang banyak digunakan untuk berbagai bidang ilmu yang terkait erat seperti : Buliding Meteorologi, Meteorologi Satelit, Urban Meteorologi, Biometeorologi, Agrometeorologi, Rural Meteorologi, Marine Meteorologi.
Menurut Bayong (2004), Klimatologi dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu klimatologi fisis, klimatologi kedaerahan (regional). Klimatologi fisis mempelajari sebab terjadinya ragam pertukaran panas, pertukaran air dan gerakan udara terhadap waktu dan tempat, sehingga di muka bumi ini terdapat iklim yang berbeda. Klimatologi kedaerahan bertujuan memberikan gambaran (deskripsi) iklim dunia yang meliputi sifat dan jenis iklim, sedangkan klimatologi terapan mencari hubungan klimatologi dengan ilmu lain, misalnya: agroklimatologi: penerapan klimatologi dalam bidang pertanian.
Menurut Handoko (1993), klimatologi dapat dibagi dalam beberapa cabang keilmuan iklim berdasarkan:
  • metode pendekatan keilmuan
  • ruang lingkupnya di atmosfer
  • pemanfaatannya
Berdasarkan pendekatan keilmuannya terdapat 4 cabang klimatologi antara lain:
1.        Klimatografi, pembahasan secara deskriptif (apa adanya) berdasarkan data, peta dan gambar. Pembahasan tak disertai analisis fisika dan matematika yang mendalam. Umumnya dikembangkan oleh pakar geografi.
2.        Klimatologi fisik, adalah klimatologi yang membahas perilaku dan gejala-gejala cuaca yang terjadi di atmosfer dengan menggunakan dasar-dasar ilmu fisika dan matematika. Tinjauannya ditekankan pada neraca energi dan neraca air antara bumi dan atmosfer.
3.        Klimatologi dinamik, adalah klimatologi yang membahas pergerakan atmosfer dalam berbagai skala, terutama tentang peredaran atmosfer umum di berbagai wilayah di seluruh dunia.
4.        Klmatologi terapan, adalah klimatologi yang membahas penerapan ilmu iklim untuk memecahkan berbagai permasalahan praktis yang dihadapi oleh masyarakat. Contoh klimatologi terapan antara lain: klimatologi pertanian (agroklimatologi), klimatologi perkotaan, klimatologi kelautan, klimatologi bangunan dan bioklimatologi.
Berdasarkan ruang lingkup atmosfer yang dibahas, terdapat 3 macam klimatologi dengan rincian sebagai berikut:
a. Mikroklimatologi, yakni ilmu iklim yang membahas atmosfer sebatas ruang antara perakaran hingga sekitar puncak tajuk tanaman atau sifat atmosfer di sekitar permukaan tanah.
b. Mesoklimatologi, yaitu klimatologi yang membahas perilaku atmosfer dalam daerah yang relatif sempit, tetapi pola iklimnya sudah berbeda dari iklim di sekitarnya. Sebagai contoh adalah iklim perkotaan dan iklim di daerah badai. Skala iklim meso berkisar antara 0-100 km.
c. Makroklimatologi, yaitu klimatologi yang menekankan pembahasannya pada penelaahan iklim daerah luas dan skala besar. Wilayah lingkupnya mulai batas ruang iklim mikro hingga puncak atmosfer, serta meliputi seluruh dunia. Faktor pengendali utama massa udara antara benua dan samudra.
Credit:

Sunday, 7 February 2016

MAKALAH PRINSIP PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manusia merupakan salah satu makhluk hidup. Dikatakan sebagai makhluk hidup karena manusia memiliki ciri-ciri diantaranya: dapat bernafas, berkembangbiak, tumbuh, beradaptasi, memerlukan makan,Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paru-paru dan gastrointestinal dan megeluarkan sisa metabolisme tubuh (eliminasi). Setiap kegiatan yang dilakukan tubuh dikarenakan peranan masing-masing organ.
Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui mekanisme rasa haus yang dikontrol oleh system endokrin (hormonal), yakni anti diuretic hormone (ADH), sistem aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid.
Membuang urine dan alvi (eliminasi) merupakan salah satu aktivitas pokok yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Karena apabila eliminasi tidak dilakukan setiap manusia akan menimbulkan berbagai macam gangguan seperti retensi urine, inkontinensia urine, enuresis, perubahan pola eliminasi urine, konstipasi, diare dan kembung. Selain berbagai macam yang telah disebutkan diatas akan menimbulkan dampak pada system organ lainnya seperti: system pencernaan, ekskresi, dll
Berdasar latar belakang di atas, maka penulis membuat makalah dengan judul “Prinsip Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit dan Prinsip Pemenuhan Kebutuhan  Eliminasi”.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara pemenuhan cairan dan elektrolit?
2.      Bagaimana cara pemenuhan kebutuhan eliminasi?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui prinsip pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
2.      Mengetahui prinsip pemenuhan kebutuhan eliminasi.

D.    Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu menggunakan metode studi literature, dimana sumber yang digunakan menggunakan sumber pustaka (buku) dan hasil browusing dari internet.













BAB II
PEMBAHASAN

PRINSIP PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
A.    KEBUTUHAN CAIRAN TUBUH
Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paru-paru dan gastrointestinal
1.      Ginjal
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini terlihat pada fungsi ginjal yakni sebagai pengatur air, pengatur konsenrasi garam dalam darah, pengatur keseimbangan asam basa darah, dan pengatur ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam.
Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian ginjal seperti glomerulus sebagai penyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10 persennya disaring keluar. Cairan yang tersaring (filtrate glomerulus), kemudian mengalir melalui tubule renalis yang sel-selnya menyerapsemua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1 ml / kg / bb / jam.
2.      Kulit
Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik dan vasokonstriksi. Banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit memengaruhi jumlah keringat yang dikeluarkan. Proses pelepasan panas kemudian dapat dilakukan dengan cara penguapan.
Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat dibawah pengendalian saraf simpatis. Melalui kelenjar ini suhu dapat diturunkan dengan melepaskan air yang jumlahnya kurang lebih setengah liter sehari. Perangsangan kelenjar keringat dapat di peroleh dari aktivitas otot, suhu lingkungan, dan melalui suhu tubuh yang panas.
3.      Paru-paru
Organ paru-paru berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan insensible water loss ± 400ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat perubahan frekuensi dan kedalam pernafasan (kemampuan bernafas), misalnya orang yang melakukan olah rag berat.
4.      Gastrointestinal
Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernan yang berperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam keadaan normal, cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/hari.

Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui mekanisme rasa haus yang dikontrol oleh system endokrin (hormonal), yakni anti diuretic hormone (ADH), sistem aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid.
1.      ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini di bentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mengsekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.
2.      Aldesteron
Hormon ini diekresi oleh kelenjar adrenal ddi tubulus ginjal dan berfungsi pada absorbsi natrium. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin.
3.      Prostaglandin
Prostaglandin merupakan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang berfungsi merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan gerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.
4.      Glukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yng menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.
1.      Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis kebutuhan ini memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh dengan hampir 90% dari total berat badan. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, persentase cairan tubuh berbeda berdasarkan usia. Persentase cairan tubuh bayi baru lahir sekitar 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat bada, wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Selain itu, persentase cairan tubuh yang bervariasi juga bergantung pada lemak dalm tubuh dan jenis kelamin. Jika lemak dalam tubuh sedikit, maka cairan tubuh pun lebih besar. Wanita dewasa mempunyai cairan tubuh lebih sedikit disbanding pada pria, karena jumlah lemak dalm tubuh wanita dewasa lebih banyak dibandingkan dengan lemak dalm tubuh pria dewasa.


Kebutuhan air  berdasarkan usia dan berat badan
Usia
Kebutuhan Air
Jumlah Air Dalam 24 Jam
Ml / kg Berat Badan
3 hari
1 tahun
2 tahun
4 tahun
10 tahun
14 tahun
18 tahun
Dewasa
250-300
1150-1300
1350-1500
1600-1800
2000-2500
2200-2700
2200-2700
2400-2600
80-100
120-135
115-125
100-110
70-85
50-60
40-50
20-30

2.      Cara Perpindahan Cairan
a.       Difusi
Difusi merupakan tercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas atau zat padat secara bebas atau acak. Proses difusi dapat terjadi bila dua zat bercampur dalam sel membrane. Dalam tubuh, proses difusi air, elektrolit, dan zat-zat lain tarjadi melalui membran kapiler yang permeable. Kecepatan proses difusi bervariasi bergantung pada factor ukuran molekul, konsentrasi cairan, dan temperature cairan.
b.      Osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan pelarut murni (seperti air) melalui membrane semipermeabel, biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke larutan dengan konsentrasi lebih pekat, sehingga larutan yang berkonsentrasi rendah volumenya akan berkurang, sedangkan larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi akan bertambah volumenya. Solute adalh zat terlarut, sedangkan solvent adalah pelarutnya. Garam adalah solute, sedangkan air merupakan solvent. Proses omosis ini penting dalam pengaturan keseimbangan cairan ekstra dan intrasel. Osmolaritas adalah cara untuk mengukur kepekatan larutan dengan menggunakan satuan mol.
c.       Transpor aktif
Proses perpindahan cairan tubuh dapat menggunakan mekanisme transport aktif. Transport aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis yang memerlukan aktivitas metabolic dan pengeluaran energi untuk menggerakkan berbagai materi guna menembus membrane sel. Proses ini dapat menerima / memindahkan molekul dari konsentrasi tinggi. Proses ini penting untuk mempertahankannatrium dalam cairan intra dan ekstrasel. Sebagai contoh natrium dan kalium, dimana natrium di pompa keluar sel dan kalium di pompa masuk di dalam sel.
3.      Faktor yang Berpengaruh dalam Pengaturan Cairan
Proses pengaturan cairan di pengaruhi oleh dua faktor yakni :
a.       Tekanan cairan, proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Dalm proses osmosis, tekanan osmotik merupakan kemampuan partikel pelarut untuk menariklarutan melalui membran. Bila terdapat dua larutan dengan perbedaan konsentrasi maka larutan yang konsentrasi molekulnya lebih pekat dan tidak dapat bergabung disebut koloid. Sedangkan larutan dengan kepekatan yang sama dan dapat bergabung disebut koloid.
b.      Membran semipermiabel, merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak tergabung. Membran semipermiabelini terdapat pada dinding kapiler pembuluh darah, yang terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah ke jaringan.
4.      Jenis Cairan
a.       Cairan zat gizi (nutrien)
Pasien yang istirahat di tempat tidur memerlukan kalori 450 kalori setiap hari. Cairan nutrien dapat diberikan melalui intravena dalam bentuk karbohidrat, nitrogen dan vitamin untuk metabolisme. Kalori yang terdapat dalam cairan nutrien dapat berkisar antara 200-1500 kalori per liter.
Cairan nutrien terdiri atas :
·         Karbohidrat dan air
·         Asam amino
·         Lemak
b.      Blood volume expanders
Blood volume expanders merupakan jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume darah sesudah kehilangan darah atau plasma. Hal ini terjadi pada saat pasien mengalami perdarahan berat, maka pemberian plasma akan mempertahankan jumlah volume darah.
5.      Gangguan/masalah dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan
a.       Hipovolume atau dehidrasi
Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan.
Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal atau dehidrasi, yaitu:
1)      Dehidrasi isotonic, terjadi jika kekurangan sejumlah cairan dan elektrolitnya yang seimbang.
2)      Dehidrasi hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak daripada elektrolitnya.
3)      Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya daripada air.
Macam dehidrasi (kurang volume cairan) berdasarkan derajatnya :
a)      Dehidrasi berat
·         Pengeluaran/ kehilangan cairan 4-6 L
·         Serum natrium 159-166 mEq / L
·         Hipotensi
·         Turgor kulit buruk
·         Oliguria
·         Nadi dan pernapasan meningkat
·         Kehilangan cairan mencapai > 10% BB
b)      Dehidrasi sedang
·         Kehilangan cairan 2-4 l atau antara 5-10% BB
·         Serum natrium 152-158 mEq/L
·         Mata cekung
c)      Dehidrasi ringan, dengan terjadinya kehiangan cairan mencapai 5% BB atau 1,5 – 2 L.
b.      Hipervolume atau overhidrasi
Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu, hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstisial).


B.     KEBUTUHAN ELEKTROLIT
Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrient, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang semuanya disebut dengan ion.
1.      Komposisi elektrolit
Komposisi elektrolit dalam plasma sebagai berikut :
·         Natrium                          :135 - 145 m Eq/L
·         Kalium                           : 3,5 - 5,3 m Eq/L
·         Klorida                           : 100 - 106 m Eq/L
·         Bikarbonat arteri            : 22 - 26 m Eq/L
·         Bikarbonat vena             : 24 - 30 m Eq/L
·         Kalsium                          : 4 - 5 m Eq/L
·         Magnesium                     : 1,5 - 2,5 m Eq/L
·         Fosfat                             : 2,5 - 4,5 mg/100ml
2.      Pengaturan Elektrolit
a.       Pengaturan keseimbangan natrium
Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfngsi dalam pengaturan osmolaritas dan volume cairan tubuh.
b.      Pengaturan keseimbangan kalium
Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit.
Aldosteron juga berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalium dalam plasma (cairan ekstrasel). Sistem pengaturannya melalui tiga langkah:
1)      Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan peningkatan produksi aldosteron.
2)      Peningkatan jumlah aldosteron akan memengaruhi jumlah kalium yang dikeluarkanmelalui ginjal.
3)      Peningkatan pengeluaran kalium; konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel menurun.
c.       Pengaturan keseimbangan kalsium
Kalsium dalam tubuh berfungsi dalam pembentukan tulang, penghantar impuls kontraksi otot, koagulasi darah (pembekuan darah), dan membantu beberapa enzim pankreas.
d.      Pengaturan keseimbangan magnesium
Magnesium merupakan kation dalam tubuh yang terpenting kedua dalam cairan intrasel. Keseimbangannya diatur oleh kelenjar paratiroid. Magnesium diabsorpsi dari saluran pencernaan. Magnesium dalam tubuh dipengaruhi oleh konsentrasi kalsium. Hipomagnesemia terjadi bila konsentrasi serum turun kurang dari 1,5 mEq/L. Sedangkan hipermagnesemia terjadi bila kadar magnesiumnya lebih dari 2,5 mEq/L.
e.       Pengaturan keseimbangan klorida
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel, tetapi klorida dapat ditemukan pada cairan ekstrasel dan intrasel. Fungsi klorida biasanya bersatu dengan natrium yaitu mempertahankan keseimbangan tekanan osmotic dalam darah.
f.       Pengaturan keseimbangan bikarbonat
Bikarbonat merupakan elektrolit utama dalam larutan buffer (penyangga) dalam tubuh.
g.      Pengaturan keseimbangan fosfat (PO4)
Fosfat bersama-sama dengan kalsium berfungsi dalam pembentukan gigi dan tulang. Fosfat diserap dari saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui urine.
3.      Gangguan /Masalah Kebutuhan Elektrolit
a.       Hiponatremia, merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L, mual, muntah dan diare.
b.      Hipernatremia, suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi, yang ditandai dengan adanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering, dll.
c.       Hipokalemia, merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare berkepanjangan.
d.      Hiperkalemia, merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi. Keadaan ini sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik. Hiperkalemia dditandai dengan adanya mual, hiperaktifitas system pencernaan, dll.
e.       Hipokalsemia, merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah. Hipokalsemia ditandai dengan adanya kram otot dan karam perut, kejang,bingung, dll.
f.       Hiperkalsemia, merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah. Hal ini terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan. Hiperkalsemia ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, dll, dan kadar kalsium daam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
g.      Hipomagnesia, merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah. Hipomagnesia ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, dll, serta kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L.
h.      Hipermagnesia, merupakan kelebihan kadar magnesium dalam darah. Hal ini ditandai dengan adanya koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.
4.      Keseimbangan Asam Basa
Aktivitas tubuh memerlukan keseimbangan asam basa, keseimbangan asam basa dapat diukur dengan pH (derajat keasaman). Dalam keadaan normal, nilai pH cairan tubuh 7,35 - 7,45. keseimbangan dapat dipertahankan melalui proses metabolisme dengan sistem buffer pada seluruh cairan tubuh dan melalui pernapasan dengan sistem regulasi (pengaturan di ginjal). Tiga macam sistem larutan buffer cairan tubuh yaitu larutan  bikarbonat, larutan buffer fosfat, dan larutan buffer protein.
5.      Gangguan / Masalah Keseimbangan Asam Basa
a.       Asidosis respiratorik, merupakan suatu keadaan yang di sebabkan oleh karena kegagalan sistem pernapasan dalam membuang karbondioksida dari cairan tubuh.
b.      Asidosis metabolic, merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi penumpukan asam.
c.       Alkalosis respiratorik, merupakan suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru-paru yang dapat menimbulkan terjadinya paCO2 arteri kurang dari 35 mmHg, pH lebih 7,45. Keadaan ini dapat di sebabkan oleh karena adanya hiperventilisasi, kecemasan, emboli paru-paru, dll.
d.      Alkalosis metabolic merupakan suatu keadaan kehilangan ion hydrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan bikarbonat plasma lebih dari 26mEq/L dan pH arteri lebih dari 7,45 atau secara umum keadaan asam basa dapat dilihat sebagaimana table berikut.
HCO3 Plasma
pH Plasma
PaCO2 Plasma
Gangguan Asam Basa
Meningkat
Menurun
Menurun
Meningkat
Menurun
Menurun
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Menurun
Menurun
Meningkat 
Asidosis respiratorik
Asidosis metabolic
Alkalosis respiratorik
Alkalosis metabolik

6.      Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Kebutuhan cairan elektrolit dalam tubuh dipengaruhi oleh factor-faktor :
a.       Usia. Perbedaan  usia menentukan luas permukaan tubuh dan aktivitas organ, sehingga dapat memengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.
b.      Temperature yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.
c.       Diet. Apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi pergerakan cairan dari interstisial ke interseluler, yang dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan.
d.      Sters dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, melalui proses peningkatan produksi ADH karena pada proses ini dapat meningkatkan metabolisme sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi natriumdan air.
e.       Sakit. Pada keadaan sakitterdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk memperbaikinya sel membutuhkan proses pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup.
PRINSIP PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
A.    KEBUTUHAN ELIMINASI URINE
Eliminasi adalah proses pembuangan sisia metabolisme tubuh baik berupa urine atau alvi (buang air besar). Kebutuhan eliminasi terdiri dari atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhan buang air kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar).
1.      Organ yang berperan dalam Eliminasi Urine
Menurut ambarwati dan sunarsih (2009) Organ yang berperan dalam Eliminasi Urine yaitu sebagai berikut:
a.       Ginjal
Merupakan organ retropenitoneal (di belakang selaput perut) yang terdiri atas ginjal  sebelah kanan dan kiri tulang punggung. Ginjal berperan sebagi pengatur komposisi dan volume cairan dalam tubuh. ginjal juga menyaring bagian dari arah untuk dibuang dalam bentuk urine sebagai zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh.
b.      Kandung kemih
Merupakan sebuah kantung yang terdiri atas otot halus yang berfungsi sebagai penampung air seni (urine).
c.       Uretra
Merupakan organ yang berfungsi untuk menyalurkan urine ke bagian luar.
2.      Proses Berkemih
Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Vesika urunaria dapa menimbulkan rangsangan saraf bila urinaria berisi ± 250 -450 cc (pada orang dewasa) dan 200- 250 cc (pada anak-anak).
Ginjal memindahkan air dari darah berbentuk urine.Ureter mengalirkan urine ke bladder.Dalam bladder urine ditampung sampai mencapai batas tertentu.Kemudian dikeluarkan melalui uretra.
Komposisi urine :
a.       Air (96 %)
b.      Larutan (4 %)
·         Larutan organic : urea, ammonia, dan asam urat.
·         Larutan anorganik : natrium (sodium), klorida, kalium (potassium), sulfat, magnesium, fosfor. Natrium klorida merupakan garam anorganik yang paling banyak.
3.      Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine
Menurut Rendy (2010) factor-faktor yang mempengaruhi Eliminasi urine adalah:
a.       Diet dan asupan
Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang memengaruhi output urine (jumlah urine). Protein dan natrium dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk.selain itu, minum kopi juga dapat meningkatkan pembentukan urine.
b.      Respon keinginan awal untuk berkemih
Kebiasaan mengabaikan keinginan awal utnuk berkemih dapat menyebabkan urin banyak tertahan di vesika urinaria, sehingga memengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah pengeluaran urine.
c.       Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi. Hal ini terkait dengan tersedianya fasilitas toilet.
d.      Stress psikologis
Meningkatkan stres dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urine yang diproduksi.
e.       Tingkat aktivitas
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinearia yang baik untuk fungsi sphincter. Kemampuan tonus otot di dapatkan dengan beraktivitas.
f.       Tingkat perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat memengaruhi pola berkemih. Hal tersebut dapat ditemukan pada anak, yang lebih mengalami mengalami kesulitan untuk mengontrol buang air kecil. Namun kemampuan dalam mengontrol buang air kecil meningkat dengan bertambahnya usia
g.      Kondisi penyakit
Kondisi penyakit dapat memengaruhi produksi urine, seperti diabetes mellitus.
h.      Sosiokultural
Budaya dapt memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine, seperti adanya kultur pada masyarakat tertentu yang melarang untuk buang air kecil di tempat tertentu.
i.        Kebiasaan seseorang
Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih di toilet, biasanya mengalami kesulitan untuk berkemih dengan melalui urineal/pot bila dalam keadaan sakit.
j.        Tonus otot
Tonus otot yang berperan penting dalam membantu proses berkemih adalah otot kandung kemih, otot abdomen,dan pelvis.
k.      Pembedahan
Pembedahan berefek menurunkan filtrasi glomerulus sebagai dampak dari pemberian obat anestesi sehingga menyebabkan penurunan jumlah produksi urine.
l.        Pengobatan
Pemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya peningkatan atau penurunan proses perkemihan.
m.    Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan diagnostic ini juga dapat memengaruhi kebutuhan eliminasi urine, khususnya prosedur-prosedur yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan saluran kemih.
4.      Gangguan/Masalah Kebutuhan Eliminasi Urine
a.       Retensi urine, merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat   ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih.
b.      Inkontinensia urine, merupakan ketidakmampuan otot sphincter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol ekskresi urine.
Menurut Rendy (2010) definisi inkontinensi urine yaitui Urine yang keluar tanpa disadari.Ada beberapa jenis inkontinensia urine yang dapat di bedakan:
1)      Total inkontinensi  : adalah kelanjutan dan tidak tidak dapat diprediksi keluarnya urine.
2)      Stress inkontinensi: keadaan dimana urine secara tiba-tiba disemprotkan saat bersin, batuk, mengangkat barang berat.
3)      Urge inkontinensi: terjadi padfa waktu kebutuhan berkemih yang baik, tetapi tidak dapat ke toilet tepat pada waktunya.
4)      Fungsional inkontinensi: involunter yang tidak dapat diprediksi keluarnya urine.
5)      Reflex inkontinensi: adalah involunter keluarnya urine yang diprediksi intervalnya ketika ada reaksi volume kandung kemih penuh.
Penyebab dari inkontinensi:
·         Proses ketuaan
·         Pembesaran kalenjar prostat
·         Spasme kandung kemih
·         Menurunya kesadaran
Menggunakan obat narkotik.

c.       Enuresis, merupakan ketidak sanggupan menahan kemih (mengompol) yang diakibatkan tidak mampu mengontrol sphincter eksterna. yaitu sering terjadi pada anak-anak, umumnya terjadi pada malam hari dan dapat terjadi satu kali atau lebih dalam semalam.
d.      Perubahan pola eliminasi urine, merupakan keadaan sesorang yang mengalami gangguan pada eliminasi urine karena obstruksi anatomis, kerusakan motorik sensorik, dan infeksi saluran kemih. Perubahan eliminasi terdiri atas : Frekuensi, Urgensi, Disuria, Poliuria, Urinaria supresi.
5.      Pengkajian Eliminasinasi Urine
a.       Frekuensi
Frekuensi untuk berkemih tergantung kebiasaan dan kesempatan. Banyak orang-orang berkemih kira-kira 70 % dari urine setiap hari pada waktu bangun tidur dan tidak memerlukan waktu untuk berkemih pada malam hari. Orang-orang biasanya berkemih : pertama kali pada waktu bangun tidur, sebelum tidur dan berkisar waktu makan.
b.      Volume
Volume urine menentukan berapa jumlah urine yang di keluarkan dalam waktu 24 jam. Berdasarkan usia, volume urine normal dapat di tentukan sebagai berikut:

Volume urine normal
No.
Usia
Jumlah/hari
1.
1-2 hari
15-60 ml
2.
3-10 hari
100-300 ml
3.
10-2 bulan
250-400 ml
4.
2 bulan-1 tahun
400-500 ml
5.
1-3 tahun
500-600 ml
6.
3-5 tahun
600-700 ml
7.
5-8 tahun
700-1000 ml
8.
8-14 tahun
800-1400 ml
9.
14 tahun- dewasa
1500 ml
10.
Dewasa tua
≤ 1500 ml

 volume dibawah 500 ml atau diatas 300 ml dalam periode 24 jam pada orang dewasa, maka  perlu lapor.(Rendy;2010)
c.       Warna
Normal urine berwarna kekuning-kuningan, obat-obatan dapat mengubah warna urine seperti orange gelap. Warna urine merah, kuning, coklat merupakan indikasi adanya penyakit.
d.      Bau Normal urine berbau aromatik yang memusingkan.
Bau yang merupakan indikasi adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu.
e.       Berat jenis
Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan suatu volume yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai standar. Berat jenis air suling adalah 1, 009 ml dan normal berat jenis : 1,010 – 1,030
f.       Kejernihan
·         Normal urine terang dan transparan
·         Urine dapat menjadi keruh karena ada mukus atau pus.
g.      pH :
·         Normal pH urine sedikit asam (4,5 – 7,5)
·         Urine yang telah melewati temperatur ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas bakteri.
·         Vegetarian urinennya sedikit alkali.
h.      Protein :
·         Normal : molekul-molekul protein yang besar seperti : albumin, fibrinogen, globulin, tidak tersaring melalui ginjal – urine.
·         Pada keadaan kerusakan ginjal, molekul-molekul tersebut dapat tersaring urine.
·         Adanya protein didalam urine disebut proteinuria, adanya albumin dalam urine disebut albuminuria.
i.        Darah
·         Darah dalam urine dapat tampak jelas atau dapat tidak tampak jelas.
·         Adanya darah dalam urine disebut hematuria(trauma/penyakit pada saluran kemih bagian bawah)
j.        Glukosa
·         Normal : adanya sejumlah glukosa dalam urine tidak berarti bila hanya bersifat sementara, misalnya pada seseorang yang makan gula banyak menetap pada pasien DM.
·         Adanya gula dalam urine disebut glukosa.
6.      Tindakan Mengatasi Masalah Eliminasi Urine
a.       Menolong Buang Air Kecil dengan Menggunakan Urineal
Tindakan membantu pasien yang tidak mampu buang air kecil sendiri di kamar kecil di lakukan dengan menggunakan alat penampung (urineal).
Persiapan alat dan bahan :
·         Urineal
·         Pengalas
·         Tisu
Prosedur kerja :
·         Cuci tangan
·         Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
·         Pasang alas urineal di bawah glutea
·         Lepas pakaian bawah pasien
·         Pasang urineal di bawah glutea/pinggul atau di antara kedua paha
·         Anjurkan pasien untuk berkemih
·         Setelah selesai rapihkan alat
·         Cuci tangan, catat warna, dan jumlah produksi urine
b.      Melakukan Kateterisasi
Menurut kusmiyati (2009) definisi kateter adalah pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan yang di masukksn melalui uretra ke dalam kandung kencing untuk membuang urine.
Jenis-jenis kateter
·         Kateter plastik : digunakan sementara karena mudah rusak dan tidak fleksibel
·         Kateter latex atau karet : digunakan untuk penggunaan atau pemakaian dalam jangka waktu sedang (kurang dari 3 mingu).
·         Kateter silicon murni atau teflon : untuk menggunakan jangka waktu lama 2-3 bulan karena bahan lebih lentur pada meatur urethra.
·         Kateter PVC : sangat mahal untuk penggunaan 4-5 minggu, bahannya lembut tidak panas dan nyaman bagi urethra.
·         Kateter logam : digunakan untuk pemakaian sementara, biasanya pada pengosongan kandung kemih pada ibu yg melahirkan.
Ukuran kateter
·         Anak            : 8-10 french (Fr)
·         Wanita          : 14-16 Fr
·         Laki-laki       : 16-18 Fr

Persiapan alat dan bahan :
·         Sarung tangan steril
·         Kateter steril (sesuai dengan ukuran dan jenis)
·         Duk steril
·         Minyak pelumas/jelly
·         Larutan pembersih antiseptic (kapas sublimat)
·         Spuit yang berisi cairan
·         Perlak dan alasnya
·         Pinset anatomi
·         Bengkok
·         Urineal bag
·         Sampiran
Prosedur kerja (pada perempuan)
·         Cuci tangan.
·         Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
·         Atur ruangan.
·         Pasang perlak / alas.
·         Gunakan sarung tangan steril.
·         Pasang duk steril.
·         Bersihkan vulva dengan kapas sublimat dari atas ke bawah (± 3 kali hingga bersih.
·         Buka labia mayor dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri. Bersihkan bagian dalam.
·         Kateter diberi minyak pelumas atau jelly pada ujungnya, lalu asupan pelan-pelan sambil anjurkan untuk tarik nafas, asupan (2,5-5cm) atau hingga urine keluar.
·         Setelah selesai, isi balon dengan cairan akuades atau sejenisnya dengan menggunakan spuit untuk yang di pasang tetap.  Bila tidak dipasang tetap, tarik kembali sambil pasien di suruh napas dalam.
·         Sambung kateter dengan urineal  bag dan fiksasi kea rah samping.
·         Rapikan alat.
·         Cuci tangan.

B.     KEBUTUHAN ELIMINASI ALVI
1.      Proses Defekasi Air Besar (Defekasi)
Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Terdapat dua pusat ang menguasai refleks untuk defekasi, yang terletak di medula dan sumsum tulang belakang.
Secara umum, terdapat dua macam refleks yang membantu proses defekasi yaitu refleks defekasi intrinsic dan refleks defekasi parasimpatis.(Hidayat, Uliyah:2006)
2.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Defekasi
a.       Usia
Setiap tahap perkembangan atau usia memiliki kemampuan mengontrol proses defekasi yang berbeda.pada bayi belum memiliki kemampuan mengotrol secara penuh dalam buang air besar,sedangkan orang dewasa sudah memiliki kemampuan mengotrol secara penuh,kemudian pada usia lanjut proses pengontrolan tersebut mengalami penurunan.
b.      Diet
Diet atau jenis makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi proses defekasi.makanan yang memiliki kandungan serat tinggi dapat membantu proses percepatan defekasi dan jumlah yang di konsumsi pun dapat mempengaruhinya.
c.       Asupan Cairan
Pemasukan cairan yang kurang dalam tubuh membuat defekasi menjadi keras oleh karena proses absorbsi yang kurang sehingga dapat mempengaruhi kesulitan proses defekasi.
d.      Aktivitas
Aktivitas dapat mempengaruhi proses defekasi karena melalui aktivitas tonus otot,abdomen,pelvis dan diafragma dapat membantu kelancaran proses defekasi,sehingga proses gerakan peristaltik pada daerah kolon dapat bertambah baik dan memudahkan untuk kelancaran proses defekasi.
e.       Pengobatan
Pengobatan juga dapat mempengaruhi proses defekasi seperti penggunaan obat-obatan laksatif atau antasida yang terlalu kering.
f.       Gaya hidup
Gaya hidup dapat mempengaruhi proses defekasi.halini dapat dilihat pada seseorang yang memiliki gaya hidup sehat/kebiasaan melakukan buang air besar di tempat yang bersih atau toilet.maka ketika seseorang tersebut buang air besardi tempat yang terbuka atau tempat yang kotor maka ia akan mengalami kesulilan dalam proses defekasi.
g.      Penyakit
Beberapa penyakit dapat mempengaruhi proses defekasi.biasanya penyakit-penyakit tersebut berhubungan langsung dengan sistem pencernaan seperti gastroenteristis atau penyakit infeksi lainnya.
h.      Nyeri
Adanya nyeri dapat mempengarihi kemampuan/keinginan untuk berdefekasi seperti nyeri pada kasus hemoroid dan episiotomi.
i.        Kerusakan motorik dan sensorik
Kerusakan pada sistem sensoris dan metoris dapat mempengaruhi proses defekasi karena dapat menimbulkan proses penurunan stimulasi sensoris dalam berdefekasi.hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang belakang ataukerusakan saraf lainnya.

Perbandingan Feses
No
Keadaan
Normal
Abnormal
Penyebab
1.
Warna
Bayi : Kuning
Putih, hitam / tar, atau merah
Kurangnya kadar empedu, perdarahan saluran cerna bagian atas, atau perdarahan saluran cerna bagian bawah.






Dewasa : coklat
Pucat berlemak
Malabsorpsi lemak.
2.
Bau
Khas fases dan dipengaruhi oleh makanan
Amis dan perubahan bau
Darah dan ifeksi.
3.
Konsistensi
Lunak dan berbentuk.
Cair
Diare dan absorpsi kurang.
4.
Bentuk
Sesuai diameter rectum
Kecil, bentuknya seperti pensil.
Obstruksi dan peristaltik yang cepat.
5.
Konstituen
Makanan yang tidak dicerna, bakteri yang mati, lemak, pigmen empedu, mukosa usus, air.
Darah, pus, benda asing, mukus, atau cacing.
Internal bleeding, infeksi, tertelan benda, iritasi, atau inflamasi.

3.      Gangguan / Masalah Eliminasi Alvi
a.       Konstipasi
        Konstipasi merupakan keadaan individu yang mengalami atau beresiko tinggi mengalami statis usus besar sehingga mengalami eliminasi yang jarang atau keras, serta tinja yang keluar jadi terlalu kering dan keras.
b.      Diare
        Diare merupakan keadaan individu yang mengalami atau beresiko sering mengalami pengeluaran feses dalam bentuk cair. Diare sering disertai kejang usus, mungkin ada rasa mual dan muntah
c.       Inkontinensia Usus
        Inkontinesia usus merupakan keadaan individu yang mengalami perubahan kebiasaan dari proses defekasi normal, sehingga mengalami proses pengeluaran feses tidak disadari. Hal ini juga disebut sebagai inkontinensia alvi yang merupakan hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas melalui sphincter akibat kerusakan sphincter.
d.      kembung
        Kembung merupakan keadaan penuh udara dalam perut karena pengumpulan gas berlebihan dalam lambung atau usus
e.       Hemorroid
        Hemorrhoid merupakan keadaan terjadinya pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan di daerah anus yang dapat disebabkan karena konstipasi, peregangan saat defekasi dan lain-lain
f.       Fecal Impaction
        Fecal impaction merupakann massa feses karena dilipatan rektum yang diakibatkan oleh retensi dan akumulasi materi feses yang berkepanjangan. Penyebab fecal impaction adalah asupan kurang, aktivitas kurang, diet rendah serat, dan kelemahan tonus otot.
4.      Tindakan Mengatasi Masalah Eliminasi Alvi (Buang Air Besar)
a.       Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan.
b.      Membantu pasien buang air besar dengan pispot.
c.       Memberikan huknah rendah.
d.      Memberikan huknah tinggi.
e.       Memberikan gliserin.
f.       Mengeluarkan feses.









BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis kebutuhan ini memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh dengan hampir 90% dari total berat badan. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, persentase cairan tubuh berbeda berdasarkan usia. Persentase cairan tubuh bayi baru lahir sekitar 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat bada, wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Selain itu, persentase cairan tubuh yang bervariasi juga bergantung pada lemak dalm tubuh dan jenis kelamin. Jika lemak dalam tubuh sedikit, maka cairan tubuh pun lebih besar. Wanita dewasa mempunyai cairan tubuh lebih sedikit disbanding pada pria, karena jumlah lemak dalm tubuh wanita dewasa lebih banyak dibandingkan dengan lemak dalm tubuh pria dewasa. Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliiki sifat bertegangan tetap. Cairan saline sendiri dari cairan isotonic, hipotonik, dan hipertonik.
Kebutuhan eliminasi terdiri dari atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhan buang air kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar). Organ yang berperan dalam eliminasi urine adalah: ginjal, kandung kemih dan uretra. Dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi urine terjadi proses berkemih. Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urine adalah diet, asupan, respon keinginan awal untuk berkemih kebiasaan seseorang dan stress psikologi. Gangguan kebutuhan eliminasi urine adalah retensi urine, inkontinensia urine dan enuresis. Dan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah pengumpulan urine untuk bahan pemeriksaan, buang air kecil dengan urineal dan melakukan katerisasi.
      Sedangkan system tubuh yang berperan dalam proses eliminasi alvi atau buang air besar adalah system gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus besar. Dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi terjadi proses defekasi. Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi alvi antara lain: usia, diet, asupan cairan, aktifitas, gaya hidup dan penyakit.

B.     Saran
Kita harus ebih memperhatikan kebutuhan cairan dan elektrolit dan memperhatikan kebutuhan eliminasi urine dan alvi dalam kehidupan kita sehari-hari. Menjaga kebersihan daerah tempat keduanya urine dan alvi.


 DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna dan Tri Sunarsih. (2011). KDPK KEBIDANAN Teori dan Aplikasi (cetakan ketiga). Yogjakarta: Nuha Medika.
Uliyah, Musrifatul dan A.Aziz Almul Hidayat. (2008). Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan (edisi kedua). Jakarta: Salemba Medika.
Barbara Kozier, Fundamental Of Nursing Concept, Process and Practice, Fifth Edition, Addison Wsley Nursing, California, 1995


Lebih banyak lagi tentang makalah dan tugas sekolah untuk SMA, SMK, MAN, SMP, MTs
silahkan menuju gudang makalah
klik >>> disini