HAKIKAT BISMILLAH (I)
Penjelmaan duniawi dari pola dasar ilahi, yang disebut didalam
Al-Qur’an dengan penulisan pena dan tempat tinta, memiliki suatu pokok
signifikasi spiritual. Dapat dikatakan, bahwa Al-Qur’an merupakan suara dari
firman Tuhan yang diembuskan ke hati Nabi dan kemudian kepada para sahabat dan
generasi-generasi selanjutnya.
Sayyidina Ali Karamallahu Wadz’hahu mengatakan : “ Bahwa seluruh
Al-Qur’an itu terkandung didalam surat Al-Fatihah”, sedangkan surat Al-Fatihah
itu sendiri terkandung di dalam Bismillah (basmallah).
Karena adanya suatu kehadiran ilahi dalam teks Al-Qur’an , yakni
Bismillah (Basmallah), maka kalimat Bismillah inipun merupakan pengejawantahan
yang dapat dilihat dari firman ilahi itu, untuk membantu kaum muslim menembus
kedalam dan ditembusi oleh kehadiran ilahi yang sesuai dengan kapasitas
spiritual setiap orang Islam.
Bismillah membantu manusia untuk menembus selubung eksistensi
material, sehingga memperoleh jalan masuk ke barakah yang terletak didalam
firman ilahi dan untuk mengenyam hakikat alam spiritual, karena Bismillah
itupun adalah suatu pengejawantahan visual dari kristalisasi realitas-realitas
spiritual (Al-Haqa’iq) yang terkandung didalam wahyu Islam pertama :
“Iqraa bismirabbikaal ladzii khalaq” : Dengan menyebut nama
Tuhanmu yang menciptakan (Q.S. : 96 : 1)
Kalimat “Bismillah” merupakan hasil dari pengejawantahan
ke-Esaan pada bidang keanekaragaman. Kalimat suci ini merefleksikan kandungan
prinsip keEsaan ilahi, kebergantungan seluruh keanekaragaman kepada Yang Esa,
kesementaraan dunia dan kualitas-kualitas positif dari eksistensi kosmos atau
makhluk, sebagaimana difirmankan oleh Allah Swt didalam Al-Qur’an: “Yaa Tuhan
kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia” (Q.S. 3 : 191)
Allah Swt menurunkan kalimat suci “Bismillah” dalam wujud fisik
(yang tersurat) pada sebuah kitab suci Al-Qur’anul Kariim yang secara langsung
dapat dipahami oleh pikiran yang sehat. Karena kalimat suci “Bismillah” itu
sendiri, memiliki realitas-realitas dasar dan perbuatan-perbuatan sebagai
tangga bagi pendakian jiwa dari tingkat yang dapat dilihat dan di dengar menuju
ke Yang Gaib, yang juga merupakan keheningan diatas setiap bunyi. Wujud fisik
(Bismillah) inipun didasarkan pada ilmu pengetahuan tentang dunia batin yang
tidak hanya berkaitan dengan penampakan lahir semata, tetapi juga dengan
realitas-realitas batin “Bismillah” itu sendiri (yang tersirat)
Bismillah diilhami oleh spiritualitas Islam secara langsung yang
diwahyukan oleh Allah Swt kepada Nabi, sedangkan wujudnya tentu saja dibentuk
oleh karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerima wahyu Al-Qur’an,
yaitu : “Qalbu” (hati), yang nilai-nilai positifnya diuniversalkan Islam.
Bentuk wahyu Islam yang pertama ini (Bismillah) tidaklah mengurangi kebenaran,
bahwa sumber religius dari “Bismillah” ini berasal dari kandungan batin dan
dimensi spiritual Islam pula.
Hanya bagi orang yang mampu melihat relitas-realitas tersebut
ataupun orang yang telah dilatih untuk memperoleh penglihatan “Al’Bashirah”
(penglihatan batin) atas sesuatu yang tersembunyi dibalik rahasia “Bismillah”,
dan dikarenakan “Bismillah” ini merupakan pula pesan dari ruang inti
perbendaharaan yang gaib (khaza’in al-ghoybi), maka siapapun yang menerima
pesan kalimat suci ini didalam hatinya ia seakan menikmati alunan nyanyian alam
rahim yang membawa jiwanya sebelum episode perjalanan duniawinya yang singkat.
Agama Islam tidak berdasarkan ketegangan dramatis antara langit dan bumi, atau
pengorbanan heroik dan penyelamatan melalui campur tangan Tuhan, akan tetapi
Agama Islam bertindak untuk mengembalikan kesadaran manusia, bahwa alam semesta
adalah kalam ilahi dan pelengkap ayat-ayat suci tertulis yang diwahyukan dalam
bahasa Arab.
Kesadaran ini diperkuat dengan tata cara “shalat” yang secara
naluriah mengembalikan manusia pada keadaan primordialnya dengan menjadikan
seluruh alam sebagai tempat ibadah. Begitu pula halnya kalimat “Bismillah” yang
terucap saat bersujud menyentuh bumi (shalat), adalah ; untuk mengembalikan
manusia ke-kesucian primordial (al-fithrah) saat Yang Maha Esa menghadirkan
dirinya secara langsung didalam hati manusia dan “mengumandangkan sebuah
simfoni abadi dalam keselarasan yang ada pada alam yang suci”.
Kalimat suci “Bismillah” yang terucap saat berdzikir, berarti
sang pendzikir telah kembali kepusat alam, bukan secara eksternal melainkan
melalui hubungan batin yang menghubungkan dirinya dengan prinsip-prinsip dan
irama-irama alam primordial yang sakral dan teramat luas sekaligus merupakan
suatu perumpamaan dialog suci antara seorang Hamba dengan Khaliqnya, yang
menenangkan dan sekaligus mensucikan jiwanya, begitupun “Bismillah” yang
terucap disaat manusia hendak melakukan suatu pekerjaan-pekerjaan yang halal,
maka kesadaran dirinya akan terbangkit dari keterlenaan, dalam dirinya melalui
kesadaran akan realitas Yang Maha Esa.
“Sebuah kesadaran yang sesungguhnya merupakan substansi dari
manusia primordial dan sebab terbentuknya eksistensi manusia “.
Hati serta jiwa seluruh muslim disegarkan oleh “keagungan,
keselarasan dan kesucian” kalimat “Bismillah” dalam pada bentuk-bentuk huruf
Al-Hijaiyyah yang terdiri dari tujuh huruf (Ba Sin Mim Alif Lam Lam Ha), yang
mengelilingi kaum muslim yang hidup didalam masyarakat Islam tradisional dan
yang mengungkapkan keindahannya pada setiap lembaran-lembaran suci Al-Qur’an.
Oleh karenanya “Bismillah” sebagai induk suci Islam yang merupakan karunia dari
“Haqiqah” yang terletak dalam hati wahyu Islam.
Kalimat suci ini akan tetap demikian bagi seluruh muslim, tak
peduli apakah diri mereka sadar akan haqiqah ataukah mereka yang sudah puas
dengan bentuk-bentuk luarnya saja (kalimat Bismillah yang tersurat).
Bagi mereka yang mengikuti jalan menuju “haqiqah”, kalimat suci
ini merupakan pembantu pertama yang sangat diutamakan untuk merenungkan
ke-Esaan Ilahi Rabbi, karena huruf “Ba” yang dilambangkan oleh titik pengenal
kesucian horizontal “Sin” dengan wujud lengkungan vertikal yang menghadap
langit dan “Mim” yang berporos pada suatu tiang kepasrahan.
Tiga huruf-huruf suci ini secara keseluruhan melambangkan
eksistensi universal untuk menuntun manusia dalam pembauran kualitas, kekuatan,
dan aliran berbagai elemen agar setiap muslim mengingatkan ajaran Tuhan, yaitu
dalam bentuk alam semesta, yang benar-benar muslim atau tunduk kepada kehendak
Tuhan dengan mematuhi sifat dan hukum alamnya sendiri-sendiri.
Kesucian “Bismillah” membantu manusia untuk menembus selubung
eksistensi material sehingga memperoleh jalan masuk ke “Barakah” yang terletak
didalam firman illahi dan untuk mengenyam suatu “rasa”, bahwa setiap jiwa akan
mengenyam sesuai dengan kapasitas, keterbatasan, dan keabadiannya.
Dalam pengejawantahan Al Quran
terdapat banyak sekali kalimat yang Maha Dasyat,sangat powerful, bahkan sangat
kuat yang akan membuat kita terdecak kagum. betapa dasyatnya kalimat-kalimat
suci didalam Al Quran itu. Dari semula Al Quran berjumlah 30 juz 114 Surat dan
diawali dengan surat Al Fatihah yaitu surat pembuka bagi ayat suci al-quran,
inilah inti sari dari Al Quran itu, kita harus tahu bahwa surat Al-Fatihah
melebihi semua surat yang lain. Kalau tidak, mengapa Al-Fatihah dijadikan rukun
dalam shalat ? Tidak sah shalat tanpa di dalamnya Al-Fatihah. Berarti
Al-Fatihah memang memiliki keutamaan. Salah satu keutamaan Al-Fatihah terdapat
pada awal suratnya yaitu kalimat"Bismillahirrahmanirrahim". dan
benar inilah kalimat yang Maha Dasyat itu yaitu kalimat "Bismillahirrahmanirrahim".
Dalam pembahasan ini kita awali
dengan kalimat Bismillahirrahmanirrahim. Dan kita mulai dengan
kata Bismillah yang berarti itu menunjukkan asma yang
agung yang berarti "Dengan menyebut asma Allah" dengan di
ikuti kata selanjutnya Rahman dan Rahim yang
berarti merujuk kepada sifat-sifat Allah Yang Maha
Pengasih dan Yang Maha Penyayang. Dengan arti
lengkapnya "Bismillahirrahmanirrahim" Adalah "Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." Berarti
ketika kita analisa dalam kalimat tersebut tidak ada kata negatif sedikitpun
dan semua yang terdapat dalam kalimat ini mengandung kalimat yang positif.
Kalimat inilah yang sebenarnya memancarkan kasih sayang kepenjuru alam dan
semua makhluk tanpa terkecuali terkena dampak radiasi kalimat positif positif
ini. Kalimat positif ini yang akan selalu memancar tiada henti keseluruh pejuru
alam, tanpa putus sedikitpun.
Bagaimana tidak dengan
sifat-sifat Allah Yang Maha Pengasih dan Yang Maha
Penyayang. Sehingga seandainya ada induk kucing mempunyai anak dan induknya
itu mau mengasuh anaknya serta memberikan perlindungan dari bahaya yang akan
menerkam itu sebab karena sifat Kasih sayangnya, begitupula ketika kita bisa
berdiri tegak menghirup udara bebas tanpa pungutan biaya sepeserpun dan
mustahil tanpa sifat Maha PenyayangNya kita tidak akan mungkin
seberuntung orang yang orang matanyanya buta tidak diberi kesempatan untuk
membaca artikel ini. Tanpa sebab pancaran sifat kasih sayangnya yang
pasti kita tidak akan hidup di dunia ini. Dan masih banyak sekali yang belum
terpikirkan dan terlintas dibenak kita, bahkan keyakinanpun itu juga termasuk
suatu karunia dampak dari sifat Alloh Yang Maha Pengasih dan Yang
Maha Penyayang. Sungguh sangat banyak dan berlimpah sekali kasih sayangnya
yang diberikan kepada kita. Akan tetapi dengan kasih sayang yang diberikan
secara cuma-cuma kepada kita, pernahkan kita bersyukur kepadanya ? tak
terkecuali ujianpun adalah adalah suatu pengejawantahan kasih sayang Tuhan yang
diberikan kepada kita. Tuhan memberikan batasan kepada kita agar tidak terlampau
jauh terjebak dalam paham arus materialisme (cinta dunia). Bagi orang yang
sabar dan memiliki hikmah yang tinggi dia tidak serta merta mencaci maki apa
yang menimpa pada dirinya, dia terus selalu positif thingking dan belajar
menerima keadaaan yang terjadi pada dirinya, dia tidak pernah mencaci maki
Tuhan dengan segala keadaan dan keterbatasan yang dihadapinya. Berpikir positif
positif dan positif.
Sifat kasih sayang inilah yang
senantiasa memancar dan mengarah disetiap hati manusia, tidak perduli statusnya,
golongan serta ras dari mana, yang jelas sifat kasih sayang ini selalu akan
meliputi hati manusia dan makhluk diseluruh alam jagad raya ini. Dan tidak
perduli manusia itu memiliki sifat jahat maupun sifat baik tetap manusia masih
mendapatkan jatah sifat kasih sayang itu. Masih ingatkan pelajaran semasa di
bangku sekolah dasar menjelaskan tentang perkalian aljabar apapun angkanya
apabila positif bertemu dengan positif maka hasil yang didapat adalah angka
positif, begitupula sebaliknya angka berapapun yang bernilai negatif apabila
dikalikan dengan angka positif maka yang di dapat adalah nilai negatif dari
sebuah angka itu sendiri. Maka alangkah ironinya sifat kasih sayang yang
positif itu diterima dengan hati negatif atau hati yang jahat, berapapun kita
lantunkan kalimat "Bismillahirrahmanirrahim"yang maha
dasyat itu di bibir kita, seribu kali bahkan sampai ratusan ribu kali apabila
diterima dengan hati yang negatif kalimat yang maha daysat itu tidak ada
kekuatan sama sekali walaupun kita tergolong ahli ibadah sekalipun,
karena jalur yang kita tempuh sudah terputus dengan sifat negatif kita. Akan
tetapi walaupun kita bukan termasuk orang ahli ibadah akan tetapi apabila hati
si penerima itu bersih dari sifat negatif maka pada saat dia berucap dengan
kalimat yang maha dasyat tersebut menimbulkan efek yang maha dasyat pula.
Maka mutlaklah apabila manusia
ingin mendapatkan pancaran kalimat positif ini harus diimbangi dengan receiver
positif juga maka akan mendapatkan hasil pancaran yang sangat bagus dan memuaskan.
maih ingatkan dalam postingan sebelumnya ( Tuhan adalah Hati! )ada sebuah yang dilakukan oleh ilmuwan jepang yang
dibukukan didalam buku The Hidden Message In Water oleh Dr.Masaru
Emoto tentang keajaiban dari kalimat positif ini bisa menimbulkan
efek yang sangat luar biasa bahkan dalam percobaannya beliau mecoba memberikan
rangsangan kalimat postif kedalam air dan apa yang terjadi air yang molekulnya
biasa seketika berubah menjadi molekul molekul yang sangat menakjubkan.
Itu hanya dengan kalimat positif,
apalagi dengan kalimat yang maha dasyat ini dibarengi dengan jiwa yang positif
juga. Betapa dasyatnya efek yang akan terjadi ? tidak akan menutup kemungkinan
dengan kalimat yang maha dasyat ini dunia yang senantiasa mencekam dengan
segala kerisauan dampak isyu global warming serta akibat terserangnya penyakit
krisis mental yang melanda umat masyarakat diseluruh dunia akan musnah dengan
kalimat yang agung dan Maha Dasyat ini. Sehingga tidak menutup kemungkinan
dunia yang mencekam dengan ke egoisan dan keangkuhan dari para pemimpin
diseluruh dunia ini, dan yang baru saja kita ketahui betapa ganasnya bangsa
Israel menghacurkan umat muslim dipalestina, akan bersatu dan berdamai tanpa
adanya suatu perselisihan. Penulis membayangkan betapa eloknya indahnya sebuah
kebersamaan,betapa indah hati manusia yang memiliki sifat Kasih Sayang. Dan
penulis berharap terutama dari golongan islam, kristen, hindu, budha, maupun
atheis sekalipun, bahkan organisasi Wahidiyah tidak ada suatu perpecahan dan
permusuhan sehingga tercapailah moto "Tidak Pandang Bulu" dengan
misi Wahidiyah "Satu Hati" untuk menuju lari kembali
kepada Alloh (Fafirru Ilalloh).
Maka inilah fungsi wahidiyah
mengapa di siarkan ke seluruh penjuru alam jagat dunia ini. Dan alangkah
ironinya apabila orang-orang memegang ilmu wahidiyah masih tertancap ion-ion
negatif (merasa benar sendiri) sehingga mengakibatkan antara satu pengamal
dengan yang lain saling bersebrangan, saling bermusuhan, saling hujat
menghujat, saling hasut menghasud, dan saling fitnah menfitnah. Awas lagi-lagi
bendera "AKU" berkibar.
Skema
: Kronologis turunnya sifat kasih sayang Alloh kepada makhluk
Maka sifat inilah yang nanti kita
akan bawa mati. Apalah jadinya jika di akhir hayat kita masih meninggalkan
sifat negatif yaitu sifat iri ,dengki, hasud, suudhon,angkuh, sombong, merasa
lebih hebat dari orang lain dan sifat negatif lainnya. Maka sekali-kali kamu
meninggalkan sifat negatif itu niscaya pancaran kalimat positif kasih
sayangnya. Tidak akan sampai masuk dalam roh kita. Sebab awal roh kita adalah
suci dan ketika pulang (mati) pun tetap harus dalam keadaan suci, apabila ingin
bertemu dengannya. Tapi sebaliknya di akhir hayat kita meninggalkan sifat
positif yaitu sifat tawadu', rendah hati, sabar ,diam, ikhlas, Merasa dirinya
rendah hina dan lemah dihadapan sang Khalik dan tiada merasa lebih baik
dibandingkan dengan manusia lainnya. Betapa indah hati manusia apabila memiliki
hati seperti itu, Maka itulah sebenar-benarnya kekasih Tuhan. Dan pasti akan
bertemu dengannya, karena nikmat tertinggi bukanlah mendapatkan Surganya, bukan
pula mendapatkan harta didunia, tapi nikmat tertinggi ialah bertemunya hamba
kepada Sang Pencipta itulah nikmat yang tertinggi.
Renungkan? sudahkah ion positif
itu menempel didalam jiwa kita, atau malah sebaliknya? Tolong jawablah didalam
hati dengan sejujurnya!.
DOA PEMBERSIH JIWA DARI VIRUS ANANIYAH (KE-AKU-AN)
(Oleh Al Habib Sayyid Abdoel Madjid Ma'roef RA)
ALLOOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD, YAA WAAJIDU YAA JAWAAD, SHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAASAYYIDINAA MUHAMMADIW-WA'ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. FII KULLI LAMHATIW WA NAFASIM BI'ADADI MA'LUMAATILLAAHI, WA FUYU DHOTIHI WA AMDAADIH. .......(100X)
Yaa Alloh, Yaa Tuhan Maha Esa, Yaa Tuhan Maha Satu, Yaa Tuhan Maha Menemukan, Yaa Tuhan Maha Pelimpah, limpahkanlah sholawat salam barokah atas junjungan kami Kanjeng Nabi Muhammad dan atas keluarga Kanjeng Nabi Muhammad pada setiap kedipnya mata dan naik turunnya napas sebanyak bilangan segala yang Alloh Maha Mengetahui dan sebanyak kelimpahan pemberian dan kelestarian pemeliharaan Alloh.
(Oleh Al Habib Sayyid Abdoel Madjid Ma'roef RA)
ALLOOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD, YAA WAAJIDU YAA JAWAAD, SHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAASAYYIDINAA MUHAMMADIW-WA'ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. FII KULLI LAMHATIW WA NAFASIM BI'ADADI MA'LUMAATILLAAHI, WA FUYU DHOTIHI WA AMDAADIH. .......(100X)
Yaa Alloh, Yaa Tuhan Maha Esa, Yaa Tuhan Maha Satu, Yaa Tuhan Maha Menemukan, Yaa Tuhan Maha Pelimpah, limpahkanlah sholawat salam barokah atas junjungan kami Kanjeng Nabi Muhammad dan atas keluarga Kanjeng Nabi Muhammad pada setiap kedipnya mata dan naik turunnya napas sebanyak bilangan segala yang Alloh Maha Mengetahui dan sebanyak kelimpahan pemberian dan kelestarian pemeliharaan Alloh.
No comments:
Post a Comment